Bantai Persija, Pesta Arema Sempurna

Minggu, 30/5/2010 | 17:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pesta juara Arema Indonesia sempurna. "Singo Edan" sukses membantai tuan rumah Persija Jakarta 5-1 pada laga terakhir Indonesia Super League (ISL) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/5/2010). Arema resmi dinobatkan sebagai juara ISL musim 2009/2010 dengan perolehan 73 poin.

Atmosfer luar biasa tercipta di Senayan. Puluhan ribu Jakmania dan Aremania datang berdampingan dengan rasa persahabatan yang tinggi. Tak ada perselisihan sedikit pun. Gairah kedua pendukung sangat fantastis. Gelora Bung Karno yang berkapasitas 88.000 tempat duduk penuh dengan lautan biru-oranye. Sektor satu sampai 12 dikuasai Jakmania, sedangkan sektor 13 hingga 24 dipenuhi Aremania.

Kedua suporter fanatik itu juga secara bergiliran menyanyikan yel-yel klub mereka. Pertandingan dimulai dengan tempo cepat. Arema melalui gelandang-gelandangnya beberapa kali mencoba melepas umpan terobosan berbahaya ke kotak penalti. Baru delapan menit laga berjalan, Esteban langsung membobol gawang "Macan Kemayoran". Melalui sebuah tendangan bebas nan cantik, Esteban mengirim bola ke pojok kanan gawang M Yasir dan gol, 1-0 untuk Arema.

Persija mencoba bangkit. "Macan Kemayoran" terus memegang kendali bola. Namun, solidnya lini belakang Arema yang dikomandoi Pierre Njanka membuat Bambang Pamungkas dan kawan-kawan kesulitan mendekati gawang Iswan Karim. Pada menit ke-30, Arema nyaris menggandakan keunggulannya. Roman melepas umpan manis ke Noh. Alam Syah di kotak penalti. Sayang, eksekusi pemain bernomor punggung 12 itu masih dapat diantispasi M Yasir.

Persija mendapat musibah pada menit ke-40. Abanda Herman diusir wasit karena memprotes keputusan penalti yang diberikan kepada Arema. Pierre yang maju sebagai eksekutor sukses melaksanakan tugasnya dan gol, 2-0 untuk Arema. Skor ini bertahan hingga jeda.

Pada paruh kedua, Bambang Pamungkas membangkitkan gairah Jakmania setelah membobol gawang Arema pada menit ke-60. Kapten Persija itu dengan cerdik melambungkan bola melewati kiper Iswan Karim. Gol ini menjadi momentum kebangkitan Persija.

"Macan Kemayoran" langsung bermain agresif dengan menyerang pertahanan tim tamu secara frontal. Sayangnya, strategi ini malah menjadi bumerang. Sedang asyik-asiknya menyerang, gawang "Macan Kemayoran" kembali bobol oleh Roman. Memanfaatkan umpan M Ridhuan, Roman sukses menyontek bola ke gawang Persija, 3-1 untuk Arema.

Noh Alam Syah dan Roman kembali memperbesar keunggulan Arema menjadi 5-1 pada menit ke-71 dan ke-75.

Susunan pemain
Persija Jakarta: M Yasir, Leo, Abanda, Pepe, Baihaki, Fahrudin, Serge, Firman, Agus (Leonard 45), Musafri, Bambang Pamungkas

Arema Indonesia:
Iswan, Zulkifli, Pierre, Purwoko (Irfan), Benni, Esteban, Akhmad, M Ridhuan, Roman, Fahrudin (Dendi 50), Noh Alam Syah
C3-10
Editor: mbonk

Drainase Dulu, Bangunan Belakang

Dalam cacatan Dwi Cahyono, pemerhati sejarah Malang, pembangunan gedung Balai Kota Malang ini diawali 1 April 1914, ketika status kota Malang dinaikkan menjadi kota praja. Kota Malang memiliki otonomi yang dipimpin seorang burgemeester (wali kota).
“Bussemaker (119-1929), menjadi wali kota pertama. Tapi, waktu itu balai kota belum ada,” kisah Dwi.
Di bawah pengawasan Bussemaker, dibikinlah sayembara rancangan balai kota. Banyak desain yang yahud, tapi belum menjawab tantangan bahwa Malang akan menjadi kota besar. Namun, rancangan HF Horn terbaik dari peserta lainnya. “Akhirnya karya dia yang dipakai dengan modifikasi bentuk agar bangunan nanti bisa dikembangkan,” jelas Ketua Yayasan Inggil ini.
Pada 1927, dibangunlah Balai Kota Malang yang bergaya arsitektur kolonial Indische Empire.
Tahun 1929, gedung itu ditempati wali kota ke II, Ir EA Voorneman. “Di masa Voorneman, kota dibangun dengan agresif. Master piece-nya kawasan vila Ijen,” terangnya.
Yang menarik, lanjut Dwi, dinas pertama dan utama yang dibentuk adalah dinas drainase kota. Mengacu pada pembangunan kota modern yang terarah, Voorneman menempatkan drainase sebagai urusan penting dalam perancangan kota. Saat itu, ia juga dibantu perancang kota andal, Ir Herman Thomas Karsten. Selanjutnya, ide cemerlang Karsten tertuang dalam perencanaan pembangunan (bouwplan I-VIII).
Tantangan Zaman
Meski kini Balai Kota Malang masih tegak berdiri, bukan berarti lepas dari ancaman. Tahun 1990-an, wajah balai kota sempat dipermak bergaya country. Kondisi ini memicu pro kontra, hingga akhirnya pada 2002, wajah asli balai kota dikembalikan.
Ancaman lainnya terkait upaya memindahkan pemerintahan di Tlogowaru, Kedungkandang. Akibatnya, ujar Dwi —andai pemerintah daerah tak peduli— tidak mustahil jika kelak gedung balai kota ‘dilemparkan’ ke investor. Siapa tahu?

Sertifikasi gencet Ilmu Murni

Fakultas MIPA Unikan Ditutup
SUKUN - SURYA-
Program sertifikasi guru membuat program pendidikan guru selalu laris manis dari tahun ke tahun. Imbasnya, beberapa jurusan ilmu murni harus siap gulung tikar.
Sudah setahun ini pihak manajemen Universitas Kanjuruhan menutup fakultas MIPA mereka. Menurut Rektor Unikan, Drs Amir Sutejo Mpd, penutupan ini dikarenakan fakultas yang terdiri dari jurusan Matematika dan Fisika murni ini sepi peminat. “Untuk jurusan fisika murni, jumlah mahasiswanya dalam setahun hanya empat orang. Padahal, jumlah dosennya 12 orang,” kata Amir, ditemui Surya, Rabu (26/5).
Atas alasan ketidakseimbangan biaya operasional inilah, menurut Amir, Fakultas MIPA akhirnya dicoret. Selain itu, lanjutnya, Dirjen Dikti sebelumnya juga telah mengeluarkan instruksi kepada institusi pendidikan tinggi, untuk menutup jurusan dan program studi yang tak laku jual.
Amir mengaku bisa memaklumi sepinya peminat ke jurusan ilmu murni seperti Fisika. Ia mengatakan, sejak adanya program sertifikasi guru yang membuat profesi guru bergaji besar, jurusan keguruan lebih diserbu peminat. “Siswa tentu lebih suka kuliah di jurusan pendidikan fisika dan lulus menjadi guru fisika, daripada kuliah di fisika murni dan tidak jelas mau jadi apa,” ucapnya.
Dekan Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Prof Dr Marjono mengatakan, ada benarnya program sertifikasi guru membuat masyarakat lebih memilih jurusan keguruan. Namun, lanjutnya, terlalu dini mengatakan jurusan MIPA bakal punah karena sepi peminat. “Bagaimanapun ilmu murni itu tetap dibutuhkan. Contohnya, dunia kedokteran tetap membutuhkan anak-anak fisika dan biologi di dunia kerja,” kata Marjono.
Namun, Marjono mengakui peminat di beberapa jurusan MIPA-fisika misalnya-semakin menurun. Meski tak separah di Unikan, kursi di jurusan fisika di UB tak pernah terisi penuh.
Tahun 2009, pihaknya menargetkan 120 peserta didik. Tapi kelas hanya terisi 77 mahasiswa. “Sebenarnya, pendaftar banyak, tapi mereka bermunduran saat daftar ulang. Kami tak tahu apa penyebabnya,” ujar Marjono.
Marjono juga yakin, jurusan ilmu murni seperti MIPA di UB tak akan ditutup karena sepi peminat. Meski, untuk mempertahankannya, tetap dengan inovasi penyesuaian kebutuhan zaman, seperti membuka prodi baru yang lulusannya dibutuhkan dunia kerja. “Kami dalam tahap membuka dua jurusan baru fisika, yakni instrumentasi dan geofisika,” ungkap Marjono.
Ketua Asosiasi PTS Indonesia Prof Dr Suko Wiyono, tak yakin banyak PTS yang akan menutup jurusan hanya karena sepi peminat. PTS tentu akan pikir-pikir, karena bila nanti prodi tersebut dibuka kembali, perlu proses yang rumit. “Perubahan tren itu wajar. Dulu siapa yang mengira kalau gaji guru bakal tinggi?” kata Suko.nab

Arema Juara Liga Super

PEKANBARU - Surya- Bermain di bawah teror penonton dengan lemparan botol air mineral dan permainan keras PSPS Pekanbaru, Arema Malang memastikan juara Liga Super Indonesia (LSI).
Singo Edan (julukan Arema) memastikan juara setelah berhasil menahan imbang Askar Bertuah (julukan PSPS) 1-1 (0-1) di Stadion Kaharudin Nasution, Rumbai, Rabu (26/5).
Tambahan satu poin itu cukup untuk mengantar Arema juara karena pesaingnya Persipura Jayapura hingga akhir kompetisi maksimal hanya meraih poin 69. Itu pun apabila Mutiara Hitam mampu memenangi laga derbi melawan tim tamu Persiwa Wamena, Minggu (30/5).
Sedang Arema kini telah mengoleksi poin 70 dari 33 laga yang telah dilakoni. Sisa satu laga melawan Persija di Gelora Bung Karno, Minggu (30/5), apa pun hasilnya tak akan menggoyahkan Arema sebagai scudetto LSI musim ini.
Melawan PSPS Pekanbaru, pelatih Arema, Robert Alberts, benar-benar membuktikan tak menampilkan sepak bola negatif (menumpuk pemain di belakang-Red), melainkan menerapkan permainan menyerang. Bahkan, serangan-serangan bomber Arema yaitu Noh Alam Shah, Roman Chamelo, dan M Ridhuan, sering membahayakan gawang PSPS yang dikawal Dede Sulaiman.
Permainan tak pantang menyerah di setiap lini Singo Edan benar-benar merepotkan tim tuan rumah. Ini membuat PSPS menerapkan permainan keras menjurus ke kasar. Laga yang sering terjadi pelanggaran ini semakin memanas seiring ulah tak terpuji dari sejumlah penonton dengan melempari para pemain Arema dan Aremania yang berada di tribun timur stadion.
Sejak menit 15, Arema bertubi-tubi menggempur pertahanan lawan, namun selalu kandas di lini belakang lawan. Seperti menit 18, tendangan datar Esteban Guillen yang diteruskan Noh Alam Shah gagal berbuah gol karena melebar tipis di sisi kanan gawang lawan. Padahal, saat itu penjaga gawang PSPS, Dede Sulaiman, sudah mati langkah.
PSPS sebenarnya mempunyai peluang emas yang sangat bagus pada menit 32 saat Herman Dzumafo tinggal berhadapan dengan penjaga gawang Arema, Kurnia Meiga, namun tendangannya meninggi di atas mistar gawang.
Gol Arema baru tercetak menit 40 setelah Along, sapaan Noh Alam Shah, mampu memanfaatkan kelengahan pemain belakang lawan. Along yang mendapat umpan dari pemain tengah langsung solo run dan tak mampu dikejar pemain lawan. Sontekan pelannya gagal diantisipasi penjaga gawang Dede Sulaiman.
Gol Along itu membuat sejumlah Aremania yang menyaksikan langsung laga itu berjingkrak, sedang pendukung tuan rumah tertegun. Bahkan, para pendukung berat PSPS kembali berulah melempari pemain Arema dan Aremania.
Ricuh
Memasuki babak kedua, Arema berusaha terus tampil agresif untuk mempertahankan kemenangannya. Namun, pada menit 47 Zulkifli Syukur melanggar Dzumafo di kotak penalti hingga wasit menunjuk titik putih. Peluang emas ini tak disia-siakan Dzumafo sebagai algojo. Dengan tenang Dzumafo sukses mengeksekusi penalti.
Kedudukan imbang itu membuat laga makin memanas dan sering terjadi pelanggaran di antara kedua tim. Puncaknya, menit 67 kericuhan antarpemain yang disusul dengan masuknya ofisial dan aparat keamanan tak terhindarkan. Kericuhan ini membuat laga sempat dihentikan sekitar tujuh menit sebelum akhirnya dilanjutkan kembali. Hingga laga berakhir kedudukan tetap 1-1 dan ini cukup untuk mengantarkan Arema sebagai scudetto LSI musim ini.
Keberhasilan Arema ini berkat polesan pelatih asal Belanda Robert Alberts yang mampu menyinergikan permainan pemain lokal dan asing. “Kami bisa memadukan pemain lokal dengan pemain asing selama permainan di liga ini,” kata Robert Alberts usai laga di Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai, Pekanbaru.
Menurut Robert, keberhasilan ini juga tak lepas dari kerja keras tim dan konsistensi permainan. Karena itu, sejak awal Robert sudah merasa optimistis timnya bakal juara.
Pelatih PSPS, Abdurahman Gurning, tak lupa mengucapkan selamat atas gelar yang diraih Arema musim ini. Gurning mengakui, para pemain yang diturunkan ini diperintahkan untuk bermain keras. Tetapi, permainan keras itu bukan berarti bermain kasar.
Gurning juga memuji penampilan timnya, meski tidak turun full team, tetapi anak asuhnya mampu mengimbangi Arema. Bahkan, dalam laga kemarin timnya terpaksa menurunkan dua pemain yang masih cedera yaitu Agus Cima dan Ade Candra Kirana. nekn

Tatap Persija

JAKARTA- Salah satu resiko yang bakal dihadapi Arema sebagai juara Indonesia Super League 2009/2010 adalah tampil pada pertandingan perang bintang di stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (6/6) yang akan datang.
Pada laga perang bintang yang merupakan pertandingan penutup ISL itu, Singo Edan akan menghadapi kumpulan pemain bintang, lokal dan asing dari seluruh tim peserta Liga Super berdasarkan hasil pilihan masyarakat.
Namun sebelum tampil di pertandingan hiburan itu, Arema yang beberapa pemainnya masuk dalam nominasi perang bintang akan lebih dulu melakoni pertandingan terakhirnya di kompetisi ISL, yaitu lawan Persija Jakarta, Minggu (30/5) lusa.
“Perang bintang, ini pertandingan yang fantastik, ini bagus untuk pemain. Kita lihat nanti bagaimana pertandingan itu, kita akan menunjukkan kualitas tim juara,” ungkap pelatih Arema, Robert Albert kepada Malang Post di Jakarta, kemarin sore.
Ditambahkan, para pemain telah  punya kesempatan berkumpul dan bermain untuk satu tim lagi, sehingga  hal ini dijadikan modal melakukan pertandingan menyenangkan lawan Persija lusa.
Robert memastikan timnya kini lebih fokus untuk menghadapi Persija yang rencananya juga akan digelar di Senayan. “Perang bintang itu, untuk saat ini bukan dalam pikiran saya,” katanya perihal target timnya di pertandingan tersebut.“Yang saya pikirkan saat ini adalah mendapatkan hasil bagus saat lawan Persija.Kita ingin menunjukkan sebagai juara yang sejati saat lawan Persija nanti. Saat ini kita masih harus menyelesaikan kompetisi Liga Super ini,” lanjutnya.
    Mantan Direktur Teknik Timnas Korea Selatan ini mengaku, meski timnya sudah memastikan gelar juara, Arema akan tetap meladeni Persija dengan kekuatan terbaiknya. Ini untuk membuktikan Arema benar-benar sebagai juara sejati.“Meski kita merayakan juara di Pekanbaru, tapi saat lawan Persija kita ingin tunjukakan permainan terbaik Arema, apalagi disana akan banyak Aremania.Kita ingin tunjukkan pada supporter sebagai apresiasi atas kedatangan mereka di Jakarta,” yakin Robert.
    Terlepas itu, motivasi Arema untuk mengalahkan Persija tampaknya untuk menunujukkan pada Direktur Teknik Persija, Benny Dolo bahwa Arema memang juara sejati. Itu setelah beberapa waktu lalu, pria yang akrab disapa Bendol itu sempat meragukan kualitas Arema.
“Kita siap tampil full team saat lawan Persija, kita tidak akan melakukan rotasi pemain dengan menurunkan pemain cadangan, tapi kita akan tampil dengan formasi terbaik, kita siap menghajar Persija,” imbuh asisten pelatih Arema, Liestiadi. (bua/nug)

‘’Saya Dedikasikan untuk Aremania’’

APA kunci sukses tim Arema dibawah besutan pelatih asal Belanda  Robert Alberts menjadi juara Indonesia Super League 2009-2010?  Berikut petikan wawancara  khusus wartawan Malang Post,Moh. Buari  dengan mantan Direktur Teknik Timnas Korsel ini.

Awalnya tak ada yang menduga, Arema bisa raih gelar juara musim ini. Sebenarnya apa yang menjadi kunci sukses tim Arema?
Saya belajar banyak tentang sepakbola Indonesia, dan terus belajar sepakbola Indonesia. Setiap hari selalu ada pengalaman baru, dan saya senang karena saya masuk dalam bagian dari pengalaman ini dalam hidup saya, bagaimana sepakbola Indonesia, budayanya, dan bagaimana sepakbolanya,
Kunci sukses Arema adalah, tentu kita tidak bisa mentransformasi sepakbola dari luarnegeri seperti dari Ajax Amsterdam ke Arema, karena berbeda budaya dan beda lingkungan, tapi bagian sukses saya adalah pengalaman saya di Asia dengan background sepakbola Eropa, itu yang dikombinasiakan, dengan memahami kultur sepakbola Asia, dan saya terus belajar tentang sepakbola Indonesia.
Saat start bersama Arema, kunci sukses pertama adalah dengan tim pelatih yang bagus, itu adalah basik untuk suksesnya tim Arema, karena sukses Arema tidak lepas dari tim dibelakang tim, yaitu terkait asisten pelatih Arema dan pelatih kipper. Kita bekerja dalam atau tim, dan pemain tahu itu.
Jadi mereka bisa bekerja nyaman dengan semua pelatih, dan offcial tim Arema, ini adalah pekerjaan yang penting, yang memastikan semua keperluan tim Arema beres, seperti ball boy, perlengkapan dan tim dokter. Kita beruntung memiliki tim dokter yang fantastik, dia bekerja luar biasa, tanpa ada yang tahu. Ini adalah basik untuk membangun tim yang sukses.
Selanjutnya adalah kualitas pemain. Pertama saya datang ke Arema, pemain kita adalah pemain dari tim divisi I dan banyak yang menilai Arema akan gagal, jadi tak ada pilihan, kita harus mengkombinasikannya dengan kualitas pemain asing yang bagusBeruntung kita dapat pemain dengan personality yang bagus Seperti Alam Shah, meski banyak yang mengatakan buruk tentangnya, dia adalah pemain dengan personality yang bagus, Ridhuan punya tanggaung jawab, Roman juga bagus, begitu pun pemain yang lain.  
Kita punya kombinasi pemain lokal dan asing yang bagus, kita juga memiliki pemain muda yang mau belajar. Hanya soal waktu yang tempat untuk menurunkan mereka, itu yang penting. Kita terus memberiakn bimbingan dan pelajaran pada pemain muda ini, sehingga mereka bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.

Gelar juara ini adalah untuk pertama kalinya bagi semua pemain Arema. Bagaimana menurut Anda?
Ya, tentu untuk pemain ini adalah sesuatu yang unik, karena mereka masih pemain yang muda, tapi mereka memang kerja keras untuk itu dan mereka layak sebagai juara. Pesan saya untuk tim Arema adalah bahwa kita tidak hanya keluar sebagai juara, ketika kita memastikan diri sebagai juara dari hasil imbang lawan PSPS.
Semua ini adalah awal untuk masa depan yang baru tim Arema, karena dengan pemain muda ini, Arema akan terus tumbuh, jadi kita harus beri penghargaan tak hanya untuk menjadi juara, karena setelah itu Arema akan memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan pemain masa depan ini Arema akan menjadi tim yang hebat di sepakbola Indonesia dengan berbagai tropy juara lainnya.

Arema banyak memiliki pemain muda, dan juga beberapa pemain senior, bagaimana untuk mengkombinasikan pemain ini dengan baik?
Saya banyak belajar saat saya sebagai Direktur Teknik di Timnas Korea Selatan di Piala Dunia. Saya belajar banyak tentang budaya Korea, pemain senior tidak mau bicara pada yang junior, dan yang junior harus tunduk pada yang senior, termasuk harus menurut saat seniornya menyuruh juniornya.
Tapi itu berubah saat Guus Hidink datang sebagai pelatih.  Dia rubah mental dan budaya disana menjadi satu tim. Kita juga berusaha menjadi satu tim yang utuh, baik senior dan junior. Bagian dari sukses untuk bekerja sama dalam satu tim, adalah saling menghargai, dan saling membagi pengalaman bersama.
Seperti Piere Njanka yang tampil di Piala Dunia. Saya minta dia membagi pegalamannya pada pemain muda, sehingga pemain muda dapat pengalaman baru. Di Indonesia tidak banyak yang dilakukan tim lain seperti di Arema,  karena kebanyakan tim di Indonesia membedakan pemain muda dengan pemain inti.

Sukses Arema meraih gelar juara ini akan kamu dedikasikan untuk siapa?
Juara ini saya didedikasikan pertama untuk pemain, yang sepanjang musim ini bekerja dengan keras. Kamu tahu, juara yang kita raih ini adalah juara yang luar biasa (extraordinary champion), karena tim kita bekerja dengan kondisi yang cukup sulit, jadi tentu yang pertama saya dedikasikan pada pemain
Kedua, juara ini saya dedikasikan  untuk suporter yang fantastis, Aremannia. Tidak hanya yang ada di Malang, tapi juga di seluruh Indonesia, yang selalu datang dimananapun Arema bertanding. Seperti mereka yang datang di Pekanbaru, mereka memberi ekstra energi untuk tim Arema dan beri motivasi. Mereka layak sebagai suporter terbaik di Indonesia, karena mereka tak pernah melakukan teror pada tim lain. Aremania punya cara yang tanpa harus melakukan teror. Apresiasi Aremania sangat bagus, pantas untuk Aremania. Dan ketiga tentu untuk keluarga dan teman-teman saya. (*)

Arema Vs Bontang 3-0, selangkah lagi Singo Edan Juara

Arema Indonesia selangkah lagi keluar sebagai juara Liga Super Indonesia. Hal tersebut dipastikan setelah mereka berhasil memetik kemenangan telak 3-0 atas Bontang FC, Rabu (19/5/2010).

Singo Edan mengamuk di kandang mereka Stadion Kanjuruhan, Malang. Gol pertama mereka dicetak oleh Esteban Guillen di menit ke-14 dan bertahan hingga turun minum. Sama-sama bermain terbuka sejak awal, kedua kubu memilih bermain aman pada paruh waktu. Alhasil, laga berjalan agak monoton.

Nasib sial menghampiri Bontang FC di menit ke-66. Mereka terpaksa bermain dengan sepuluh orang pemain setelah kiper Sumardi menderita cedera, padahal jatah pergantian sudah mereka pakai seluruhnya.

Keadaan itu tentunya tidak disia-siakan oleh anak-anak Arema. Dua gol tambahan berhasil mereka sarangkan jelang penghabisan lewat kaki M Ridhuan (89') dan Ahmad Bustomi (90').

Laga akhirnya ditutup dengan keunggulan 3-0 buat tuan rumah dan menjadikan mereka selangkah lagi merengkuh gelar juara Liga Super Indonesia musim ini. Arema yang sudah bermain 32 kali terpaut tiga poin dengan peringkat kedua Persipura Jayapura namun telah memainkan 33 pertandingan.

Dengan demikian jika pada laga terakhir Mutiara Hitam gagal meraih kemenangan atas Persiwa Wamana, maka gelar juara langsung sah menjadi milik Arema apapun hasil dua laga terakhir mereka melawan PSPS Pekanbaru dan Persija Jakarta.

Perpendek jalur wisata Paralayang, Pemkot siapkan Rp 100 juta

BATU - SURYA- Tahun ini, wisatawan dan penyuka olahraga paralayang mendapat perhatian khusus dari Pemkot Batu. Demi meningkatkan minat mereka mencoba olahraga ekstrem ini, pemkot akan memperbaiki semua fasilitas pendukung yang ada di landasan pacu paralayang. Termasuk jalan menuju lokasi paralayang.

“Kami akan membangun akses dari area take off paralayang Songgomaruto ke dusun Mbrau, Desa Gunungsari, Bumiaji,” beber Budi Santoso, kepala Dinas Pengairan dan Bina Marga Kota Batu, saat memantau lokasi paralayang di Gunung Banyak, Selasa (18/5)
Rencananya sepanjang 400 m dengan lebar tiga meter dari arah Pujon. Jalan tersebut sebenarnya sudah ada tapi masih berupa jalan makadam dan tak nyaman dilalui wisatawan.
Kini, Budi Santoso yang akrab dipanggil Tosi itu telah mempersiapkan dana pengaspalan sekitar Rp 100 juta. Pembuatan jalan itu akan mampu memperpendek jalur yang ditempuh wisatawan dari Batu ke Songgomaruto, Gunung Banyak.
“Jadi nanti para wisatawan dan atlet tak perlu lagi lewat Pujon untuk mencapai puncak Songgomaruto. Cukup lewat Batu,” jelasnya. nrea

Dewan: UNAS Batu jeblok tanggungjawab Mistin

BATU- Surya- Jebloknya hasil ujian nasional (Unas) di Kota Batu disorot pemerhati pendidikan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pendidikan di Kota Batu. Mereka menilai, jebloknya hasil Unas itu terkait sistem pendidikan Kota Batu yang ‘sakit’.
Hal ini terungkap dalam dialog tripartid antara LSM, DPRD Kota Batu, para guru, serta masyarakat pemerhati pendidikan terkait jeleknya hasil Unas Kota Batu di Hotel Putri Bulan, Selasa (18/5).
Dikatakan Koordinator Malang Corruption Watch (MCW), Zia Ulhaq, mestinya hasil Unas bisa lebih baik karena syarat kelulusan tidak seketat tahun lalu. “Tahun ini, siswa bisa lulus meski memiliki nilai 4 di dua mata pelajaran, asalkan nilai rata-rata 5,5. Kok hasilnya tambah banyak siswa yang tak lulus. Artinya ada sistem yang “sakit” dalam proses pembelajaran maupun manajemen di Dinas Pendidikan (Dindik) Batu,” ujar nya.
Kritikan juga dilontarkan Marsudi, Guru SMK Islam Batu. Ujarnya, makin bertambahnya siswa yang gagal Unas wujud tidak adanya koordinasi yang baik antara Dindik dengan bawahannya, seperti guru dan siswa. “Dindik sibuk memikirkan proyek-proyek. Setelah 3-2 bulan jelang Unas, semua tergopoh-gopoh bikin program pembinaan intensif,” aku Marsudi.
Harijono MC, Mantan anggota DPRD Kota Batu, mengatakan, anggaran pendidikan tahun ini sebesar Rp 99 miliar. Anehnya, hanya sekitar 2,5 persen dari total dana itu yang dialokasikan untuk pembinaan pendidikan.
Mendapatkan banyak keluhan dari para peserta, Wakil DPRD Kota Batu, Suhadi, mengatakan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Mistin harus bertanggung jawab atas anjloknya angka kelulusan siswa ini.
“Kepala Dindik harus bertanggung jawab. Program pembinaan harus lebih dijalankan, baik guru, kepala sekolah hingga tingkatan pengawas dan orangtua siswa. Dan semua itu harus dilakukan mulai sekarang,” tandasnya.
Sementara Mistin, sulit dihubungi. Selain tidak hadir dalam dialog tersebut, ponselnya tidak diangkat ketika Surya menelepon.nera

Iseng-iseng Berbuah Pesanan hingga Hongkong

Rizki Rahmadianti, Pengusaha Jilbab ‘Ananda’ Rizhani
SURABAYA - SURYA-
Bisnis aneka jilbab semakin menjamur. Tidak seperti lima tahun silam, bisnis ini kian menggurita. Mulai pelosok gang hingga rumah gedongan, semua menggarap bisnis ini. Untuk skala kecil, bisnis ini memang tak perlu modal banyak.
Bagi Rizki Rahmadianti, 33, bisnis besarnya memproduksi jilbab dengan merek dagang Ananda berawal dari iseng-iseng. Kala itu ia masih bekerja sebagai teknisi di sebuah stasiun televisi swasta nasional.
“Waktu itu saya cuma iseng ingin buat sesuatu yang unik. Kebetulan saya suka menyulam. Akhirnya saya coba menyulam di jilbab. Modalnya cuma Rp 300.000. Hasilnya saya tawarkan di ibu-ibu pengajian di sekitar rumah,” ujar sulung tiga bersaudara ini, Rabu (5/5).
Responnya menggembirakan. Sejak 2003 itulah ia melayani pesanan. “Saya bikin sample lalu saya tawarkan dan direspons. Iseng-iseng juga saya bikin website www.rumahjilbabananda.com lho kok langsung ada permintaan 200 biji dari Jakarta. Saya betul-betul surprised! Mereka bahkan berani bayar di muka,” kenang Rizki.
Alumnus Teknik Elektro Universitas Brawijaya ini pun tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia menyanggupi meskipun jumlah tenaga yang ada sangat terbatas. “Promosi lewat online kalau display-nya bagus memang manjur. Saya pakai model keponakan dan saudara, tidak pakai manekin. Editing photoshop-nya saya maksimalkan,” imbuh ibu dua anak ini.
Saat ini, ia tak cuma menyulam jilbab tapi sekaligus memproduksinya di kawasan Rungkut Barata VI. Jumlah agennya mencapai 30 tersebar di pelosok nusantara. Jumlah karyawan tetapnya 10 orang, karyawan tidak tetap mencapai 50 orang.
“Awalnya saya sudah bisa jahit tapi jahit lurus. Belajar jahit jilbab, dari jilbab yang saya beli di Royal lalu saya bongkar dan saya pelajari. Desain aplikasi pita dan benang sulamnya saya create sendiri,” jelasnya.
Kini, usahanya sudah berkembang tak sebatas jilbab tapi baju berbahan kaos untuk busana muslim, ukuran dewasa wanita dan anak-anak. “Itu juga karena permintaan agen,” ucapnya. Untuk memperdalam ilmunya, Rizki juga menempuh pendidikan mode di Susan Budihardjo.
Rizki kini bisa memproduksi jilbab rata-rata 3.000 potong per bulan, sedangkan kaos busana muslim bisa 200 potong per bulan. Bahan jilbabnya kaos rayon, spandex sutra dan paris, sedangkan bahan baju busana muslim kaos katun.
“Memasarkan produk sebetulnya menjadi hal yang lumayan sulit. Dulu saya memasarkan ke toko-toko tapi hasilnya kurang bagus. Saya jual seharga Rp 20.000 per biji mungkin dianggap kemahalan dan kalah dengan jilbab-jilbab dari Gresik
Akhirnya, ia menjual dengan sistem agen melalui jaringan online. Jualan melalui distributor dan agen, diakuinya, lebih menguntungkan. Memang harga jualnya tidak bisa murah karena distributor pasti minta potongan, dari distributor ke agen juga pasti minta potongan.
“Kalau jual Rp 15.000/potong maka keuntungan cuma saya yang dapat, sedangkan distributor dan agen akan sulit dapat margin,” jelas Rizki.
Ia pun membuat daftar harga tetap untuk setiap model, dan memberikan diskon tertentu untuk pembelian dengan nilai tertentu. “Diskonnya tidak per potong tapi per jumlah pembelian. Misalnya kalau pembelian minimal Rp 6.000.000 akan mendapat diskon sampai 40 persen, kalau pembelian Rp 200.000 diskonnya cuma lima persen,” katanya.
Selain menggali pasar domestik, tahun ini ia berencana meningkatkan ekspor. “Permintaan ke Hongkong sudah ada. Mungkin nanti saya akan jajagi ke Malaysia dan kantong-kantong TKI lainnya. Untuk mengembangkan pasar ekspor, saya minta difasilitasi Disperindag Jatim melalui P3ED,” ujarnya.
Orderan yang berjalan sejak 2003 sampai 2010 meski naik, namun mengalami pasang surut. Terlebih lagi akhir 2009 ketika semakin banyak pemain di bidang yang sama.
“Permintaannya mulai stag di 2009, bahkan awal 2010 orderan menurun. Tapi terus saya siasati dengan membuat desain yang inovatif,” ungkap Rizki.
Sayangnya, usaha jilbab merek Ananda ini gagal mendapatkan hak paten karena pengusaha di Bekasi lebih dulu memakai merek ini. “Akhirnya saya ganti Rizhani. Mengganti merek ternyata memengaruhi penjualan. Saya seperti mulai dari nol lagi, meski ada sebagian pelanggan yang sudah loyal dengan produk saya,” pungkas Rizki, yang setiap bulan bisa meraup omzet Rp 60-70 juta dengan keuntungan 20 persen. DWI PRAMESTI YS

Mi Ayam Gerobak

SURYA, Mi adalah makanan yang sangat populer dan disukai oleh semua orang. Usaha mi ayam seolah tak ada matinya karena peminatnya tetap banyak. Ini adalah pasar yang luas.
Dengan menggunakan gerobak mi yang dijual mudah pindah mendekati tempat ramai. Gerobak dapat menjadi tanda pengenal bagi konsumen. Pada gerobak bisa ditulis nama mi, warna gerobak mudah diingat atau gambar mi yang mengundang selera.
Persiapan dapat dimulai dengan menyiapkan perlengkapan memasak, termasuk gerobak. Pengeluaran yang cukup besar ada pada pembuatan gerobak. Akan tetapi ini adalah investasi karena dengan gerobak yang kokoh dan tak mudah rusak, perlengkapan ini tahan lama. Jika menginginkan gerobak yang nyaman dikendalikan, serahkan saja pada ahlinya. Pembuatan gerobak ini berkisar Rp 1,2 juta.
Jangan lupa menyiapkan perlengkapan memasak. Dibutuhkan dandang, peniris, dan mangkok-mangkok untuk wadah.
Bahan baku berupa mi segar sebaiknya dibeli dari pembuat mi di pasar atau agen khusus mi basah/segar. Pemilihan bahan baku menjadi perhatian utama karena menu ini bergantung pada mi yang nikmat sekaligus sehat.
Bumbu dan toping sudah disiapkan dalam jumlah banyak sehingga ketika berkeliling, tidak akan kehabisan bumbu atau toping.
Langkah terakhir sebelum memulai berjualan adalah mencari tempat yang strategis, ramai, dan mudah dijangkau.
Cara Membuat Mi Ayam
Pembuatan toping. Potong ayam menjadi kecil-kecil. Sisihkan. Bawang daun dirajang halus. Bumbu dihaluskan. Tumis bumbu, lalu masukkan ayam yang sudah dirajang, masak sampai setengah matang, masukkan daun salam dan daun bawang. Masak lagi sampai matang dan taburkan garam, gula, dan merica. Angkat sisihkan. Toping berlimpah dengan rasa pas menjadi kunci laris.
Pembuatan kuah. Cuci tulang ayam sampai bersih. Rebus dalam air mendidih sampai benar-benar masak. Masukkan bawang putih dan bumbu lain yang sudah ditumis. Masak sampai tercampur rata.
Cara Menyiapkan. Rebus mi ayam dalam panci perebusan sambil dicelup-celupkan. Jika suka, bisa ditambahkan potongan sawi. Angkat. Taburkan bumbu (penyedap) dan minyak bawang (dibuat dari minyak dan bawang goreng yang dihaluskan). Tambahkan mi yang sudah masak, aduk-aduk. Sajikan dengan kuah, toping ayam, dan sambal. Jika ingin terlihat spesial bisa dengan menambahkan bakso.

Maling Tabung Elpiji Babak Belur

KEDUNGKANDANG -SURYA- Budi Purnomo, 28, warga Dusun Umbulrejo, Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, babak belur dihajar massa, setelah tepergok mencuri tabung elpiji 3 kilogram di toko milik Achmad Toyib, 37, di kawasan Jl KH Malik Dalam, Sabtu (15/5) sekitar pukul 13.00 WIB.
Kapolsekta Kedungkandang AKP Anang Tri Hananta menjelaskan, Budi sebelumnya berpura-pura menjadi pembeli di toko. Karena saat itu kondisi sepi, Budi langsung mengambil tabung gas kosong di depan toko.
Selanjutnya, Budi bergegas keluar menuju motor yang diparkir di depan toko. Sebelum Budi kabur, Toyib sang pemilik warung keluar. Saat itulah Budi panik dan langsung ngebut sembari tetap membawa tabung LPG di tangan kirinya.
Karena panik dan dikejar Yotib yang terus berteriak `maling-maling`, Budi terjatuh dari motor dan kemudian ditangkap Toyib dan beberapa warga yang ikut mengejar. Budi pun jadi sasaran amuk massa sebelum diserahkan ke Polsek Kedungkandang. “Saya ingin mengganti tabung LPG milik istri di rumah karena sepekan lalu saya jual ke pasar,” kata Budi mengenai alasannya mencuri.n why

Curi Roda Gerobak untuk Bayar Listrik

KROMENGAN - SURYA- Bondro, 28, Desa Jamhuwer, Kecamatan Kromengan ditangkap polisi karena mencuri roda gerobak berikut besi as milik tetangganya, Tamsuri, 52. Alasannya, tak bisa membayar tagihan listrik. Ia dibekuk di rumahnya, Minggu (16/5) malam.
“Nilainya kecil sih. Namun karena dia terbukti mencuri, harus kami tangkap,” kata AKP Sanimin, Kapolsek Kromengan, Senin (17/5).
Pencurian yang menggegerkan warga desa itu berlangsung Sabtu (15/5) malam, sewaktu korban tidur. Itu dilakukan korban karena terpaksa akibat tak bisa membayar listrik di rumahnya. Buruh tani yang masih menganggur ini merusak pagar lalu masuk ke gudang tempat gerobak itu disimpan. Di dalam gudang, Bondro dengan cepat melepas dua roda dari as-nya. Mungkin kalau hanya membawa kabur dua rodanya tanggung, sehingga sekalian pelaku membawa besi as-nya juga. Minggu paginya Tamsuri kelabakan karena gerobaknya tak beroda lagi.
Petugas Polsek Kromengan yang dilapori cepat bertindak dan mengungkap kasus itu. Petugas curiga gerak-gerik Bondro dan ketika rumahnya digeledah, barang curian itu ditemukan.nfiq

Stadion Kanjuruhan Makin Berbahaya, BlackBerry Dirampas

Kepanjen - SURYA- Untuk kesekian kalinya, aksi perampasan ponsel menimpa seorang pengunjung Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen. Kali ini dialami Aprilia, 31, warga Desa Randuagung, Kecamatan Lawang.
Ponsel BlackBerry miik Aprilia yang dibeli di atas Rp 3 juta dirampas pria bermotor yang belakangan diketahui bernama Arif, 18, pelajar SMA asal Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Kejadian yang menggegerkan pengunjung Stadion Kanjuruhan itu terjadi Minggu (16/5) malam atau sekitar pukul 21.00 WIB. “Saat ini pelakunya, masih kami minta keterangan, apakah ada kaitan dengan kasus lainnya,” kata AKP Hartoyo SH SIk, Kasat Reskrim Polres Malang, Senin (17/5).
Selama ini Stadion Kanjuruhan sangat tidak aman, terutama malam Minggu. Sasarannya adalah para pengunjung yang lagi santai di luar stadion, misalnya pasangan kekasih yang berpacaran.
Namun suasana seperti itu jika tak diantisipasi seperti selama ini mengundang para penjahat untuk berbuat jahat. Terbukti, selama ini banyak pengunjung terutama sepasang muda-mudi yang lagi asyik pacaran, dijadikan sasaran pemalakan. Kalau tak dimintai uang, ponselnya dirampas.
Seperti yang menimpa Aprilia malam itu. Saat itu dia bersama temannya bermaksud jalan-jalan di Stadion Kanjuruhan karena penasaran dengan suasana malam minggu di stadion yang terletak di tengah sawah itu.
Sebelum jalan-jalan, korban dan temannya yang mengendarai Honda CRV itu mencari lokasi parkir dulu. Di saat temannya mencari lokasi parkir, korban yang duduk di tengah itu, membuka kaca jendela samping. Mungkin saking asyiknya melihat suasana di stadion, korban tak sadar sedang diikuti pelaku, yang mengincar ponselnya.
Informasinya, saat itu tangan korban yang sedang memegang HP itu disandarkan di jendela mobil. Begitu mobil yang ditumpangi korban itu berjalan pelan-pelan, pelaku yang mengikuti dari belakang dengan mengendarai sepeda motor itu secepat kilat menyambar ponsel korban. Korban pun secara refleks berteriak minta tolong.
Teriakan korban itu mengundang reaksi warga. Tahu ada pengendara sepeda motor kabur, warga langsung mengejarnya.
Tak jauh dari TKP, pelaku berhasil diringkus dan dihajar hingga babak belur. Sebelum luka Arif lebih parah, ia segera diserahkan ke polisi.nfiq

Seluruh Pemain Arema Ajukan Perpanjangan Kontrak

Malang - SURYA- Seluruh pemain Arema Indonesia yang memperkuat tim ini pada musim kompetisi 2009/2010 mengajukan perpanjangan kontrak untuk musim berikutnya (2010/2011).
Manajer Arema Indonesia Mudjiono Mudjito, Selasa, mengatakan hampir seluruh pemain yang saat ini tengah menuntaskan pertandingan di ajang Liga Super Indonesia (LSI) dan Piala Indonesia itu mengajukan perpanjangan kontrak untuk musim depan.
“Hanya saya sampai sekarang masih belum ada pembahasan khusus dan detail terkait pengajuan perpanjangan kontrak para pemain karena manajemen masih menunggu kompetisi selesai,” kata Mudjiono yang juga pengusaha properti itu.
Namun, lanjut dia, manajemen mengapresiasi positif keinginan para pemain Arema Indonesia yang mengajukan perpanjangan kontrak tersebut, dan ini menunjukkan loyalitas pemain kepada tim.
Ia mengakui, pengajuan perpanjangan kontrak hampir seluruh pemain itu merupakan hal yang wajar sebab besar kemungkinan Arema Indonesia bakal tampil di level Asia dengan catatan tim asuhan Robert Rene Alberts ini mampu merengkuh gelar juara LSI 2009/2010.
Kendati demikian, kata Mudjiono, manajemen belum bisa memutuskan soal perpanjangan kontrak pemain sebab harus ada pembahasan lebih matang, siapa saja pemain yang layak dipertahankan pada musim depan.
“Yang penting sekarang ini seluruh pemain harus fokus untuk menuntaskan tiga laga sisa dengan hasil maksimal agar mampu meraih gelar juara LSI,” kata mantan Manajer Persema tersebut menandaskan.
Sebelumnya dua pemain Arema Indonesia, Pierre Njanka dan Esteban Guillen, mengajukan perpanjangan kontrak kepada manajemen yang akhirnya diikuti oleh hampir seluruh pemain.
Saat ini, Arema Indonesia masih menyisakan tiga pertandingan, yakni menjamu Bontang FC (19/5) di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Persatuan Sepak Bola Pekanbaru dan Sekitarnya (PSPS) pada 26 Mei 2010 dan Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta (Persija) pada 30 Mei mendatang.
Untuk menggenggam gelar juara LSI 2009/2010, Arema Indonesia hanya membutuhkan empat angka lagi karena saat ini sudah mengoleksi 66 angka. Empat angka itu dibidik dari satu pertandingan kandang menjamu Bontang FC dan satu angka lagi dari PSPS atau Persija.
Sementara rival beratnya Persatuan Sepak Bola Indonesia Jayapura (Persipura) yang saat ini berada di posisi peringkat dua klasemen sementara telah mengoleksi 63 angka, dan masih menyisakan dua pertandingan kandang menjamu Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri (Persik) dan Persatuan Sepak Bola Indonesia Wamena (Persiwa).
Jika dua pertandingan kandang itu Persipura meraih angka sempurna, tim berjuluk “Mutiara Hitam” itu akan meraih angka maksimal 69 sehingga mau tidak mau Arema Indonesia harus memenangkan pertandingan melawan Bontang FC dan mencuri angka dari PSPS atau Persija antnews

Satu Jam, Tiga ATM Dibongkar Penjahat

Gagal Tanpa Sebab, Ratusan Juta Terselamatkan

Sabtu, 15 Mei 2010 20:12
MALANG- Luar biasa penjahat mengobok-obok Kota Malang. Hanya dalam waktu sekitar satu jam, tiga ATM di Jalan Tumenggung Suryo Malang, dibongkar enam perampok bersenjata pistol. Meski gagal alias tidak memperoleh hasil, namun tindakannya ini sudah cukup membuat kelimpungan anggota kepolisian. Tiga mesin ATM tersebut, satu ATM BCA di samping rumah Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), serta dua ATM milik Bank BNI dan Bank Mandiri yang berada di areal parkir Apotik Bengawan Solo.Dari data yang diperoleh petugas gabungan Polsekta Blimbing dan Polresta Malang, enam pelaku datang dengan mengendarai dua mobil, satu diantaranya Toyota Kijang LGX dengan berplat nomor berwarna merah. Plat nomor ini diduga palsu. Kali pertama, mereka langsung beraksi di ATM BCA. Sesuai data rekaman CCTV milik bank tersebut, para pelaku ini mulai melakukan aksinya pukul 03.45. Kasatreskrim Polresta Malang, AKP Decky Hermansyah menuturkan,  para pelaku ini lebih dulu melumpuhkan Hadi Santoso, 60 tahun, tukang becak yang mangkal di depan ATM.  Dengan kasar, pelaku memukul Hadi hingga kelenger. Setelah itu, tangan dan kaki Hadi diikat dengan tali rafia sedangkan mata dan mulutnya dilakban. Tubuhnya kemudian diseret menuju warung, yang berada bersebelahan dengan ATM.
Belum cukup melumpuhkan Hadi, para perampok ini lantas masuk ke halaman YPAC. Di sana, mereka menyekap Mustakim (satpam) dan tiga pengurus YPAC, Lana Zulkarnain alias Reni (pengasuh), Istiana (juru masak) dan Nurhayati (pengurus). “Mereka menggedor-gedor pintu YPAC dan berteriak menyebut dirinya polisi,” kata Decky.  Mustakim diikat di ruang tamu, sedangkan tiga pengurus YPAC di sekap di ruang psikologi.
Saat sebagian perampok menyekap para korban, pelaku lainnya membongkar
casing mesin ATM denominasi Rp 100.000. Sedangkan mesin ATM denominasi Rp 50.000 yang berada di sebelahnya tidak diotak atik. Tanpa sebab yang jelas, upaya membongkar mesin tersebut ternyata gagal. Analisa polisi, perampok sebenarnya sasaran utama adalah mengincar mesin ATM BCA ini. Sebab, beberapa warga sekitar mengaku pernah melihat beberapa hari, satu mobil Toyota Kijang sering mondar mandir di sekitar YPAC termasuk pernah berhenti di Jalan Serayu Malang. 
Namun karena gagal, lokasi perampokan pun dipindah. Sebagai cadangannya, dua mesin ATM denominasi Rp 100.000, milik Bank BNI dan Bank Mandiri di halaman Apotik Bengawan Solo yang hanya berjarak sekitar 50 meter didatangi. Di sana, mereka melumpuhkan Wiwid Achmad, satpam apotik yang berjaga di pos depan apotik.
Tangan dan kakinya diikat tali rafia, mulut dan mata ditutup dengan lakban.
Baru setelah melihat Wiwid betul-betul tidak berdaya, pelaku pun melakukan aksinya, dengan membongkar mesin ATM BNI, dan ATM Mandiri. Catatan CCTV, mereka masuk pukul 04.30 di boks ATM Bank BNI dan pukul 04.40 di boks ATM Bank Mandiri. Tapi sayang, lagi-lagi tanpa sebab yang jelas, usaha ini kembali gagal. Ada dugaan, mereka mulai kebingungan karena sudah kesiangan beraksi. Namun, di mesin ATM Bank BNI, pelaku berhasil membawa kabur DPU, modem dan recorder kamera CCTV yang disimpan di ruangan belakang boks ATM. Sedangkan di ATM Mandiri, pelaku hanya memotong-motong kabel.
Dugaan Decky yang juga mantan Kasatreskrim Polres Batu ini, para pelakunya merupakan komplotan perampok asal luar kota Malang. Modusnya hampir sama, yakni memotong kabel-kabel dan mematikan lampu.
“Pelaku ini kayak anak kecil. Saat berada di mesin ATM, mereka tidak mengerti apa yang dilakukan,” kata Kapolresta Malang, AKBP DTM Silitonga yang kemarin ikut mendatangi TKP. Meski demikian, Silitonga menegaskan telah mengerahkan seluruh anggotanya untuk segera mengungkap para penjahat itu. “Saat ini masih dalam penyelidikan. Doakan saja segera tertangkap,” tandas dia. (ira/mar)

Jadi PSK Bayar Dulu

KEPANJEN - SURYA- Polres Malang kembali menggagalkan upaya trafficking (perdagangan orang). Kali ini korbannya harus membayar kepada mucikari meski akan menjual jasa seks.

Satumi, 56, warga Desa Cempokomulyo, Kecamatan Kepanjen, ditangkap di rumahnya, Kamis (13/5) dini hari, saat akan memberangkatkan dua perempuan yang akan dijadikan pekerja seks.

Informasinya, dua wanita berusia 25 tahun itu akan dipekerjakan di tempat hiburan di lokalisasi yakni Batu Besi, Banjarmasin. Tidak jelas apakah kedua korban, satu di antaranya bersuami, tahu akan dijadikan wanita penghibur, namun mereka dimintai uang Rp 750.000. “Itu terungkap berkat informasi masyarakat, yang curiga melihat dua wanita di rumah Satumi. Setelah kami cek ternyata mereka akan dijadikan penghibur,” kata AKP Hartoyo SH SIk, Kasatreskrim Polres Malang, Kamis (13/5).

Satumi mengaku sudah 20 tahun merantau ke Banjarmasin. Tujuh tahun terakhir menjadi mucikari tidak memberinya pendapatan besar, karena tarif PSK di sana juga tidak mahal. Rata-anak buahnya bertarif Rp 50.000 sekali kencan dan Rp 10.000 jadi jatahnya sebagai mucikari.

Kebetulan, ketika mengurus surat pindah di Kepanjen ada perempuan yang minta bantuan agar mencarikan pekerjaan untuk kedua korban. Karena mereka itu wanita, sehingga Satumi bersedia menolongnya. Sebelum berangkat pagi buta, Satumi meminta kedua wanita itu tidur di rumahnya.

Diduga keberadaan kedua korban di rumah Satumi itulah yang membuat warga curiga, apalagi mereka tahu pekerjaan Satumi di Banjarmasin. Kecurigaan itulah yang membuat warga melapor ke polisi. Tatkala mereka akan berangkat pagi buta sekitar pukul 04.30 WIB, petugas datang dan menggagalkannya. Kepada petugas, dia mengaku terus terang kalau selama ini pekerjaannya sebagai mucikari di lokalisasi di Banjarmasin.

Rencananya, kedua wanita yang diajak itu akan dipekerjakan di tempat hiburan, yang satu komplek dengan lokalisasi Batu Besi. Namun dia membantah kalau kedua wanita itu akan dijual ke orang lain.

“Kami masih menyelidiki apakah dia itu merupakan sindikat perdagangan wanita atau tidak? Selama kami periksa, dia mengakui semua,” ujar Hartoyo.

Perselingkuhan Naik di Pemkot

Nanda : Banyak ‘Difasilitasi’ Tugas yang Sama
Malang - SURYA-
Perselingkuhan yang berbuntut perceraian menghantui Pemkot Malang. Diduga salah satu pemicunya adalah pergaulan antarpegawai yang terlalu erat, sehingga melebih batas.
Kepala Inspektorat Kota Malang, Dra Sutiarsi MSi, saat ditemui Surya, Selasa (11/5), mengatakan, perselingkuhan terbanyak menyebabkan perceraian PNS. “Saat ini PNS cerai yang telah diproses Inspektorat ada delapan dan sudah disetujui wali kota. Jadi sudah dapat menggugat cerai ke pengadilan agama (PA),” kata Sutiarsi.
Menurut Sutiarsi, masih ada sejumlah PNS yang hingga kini masih dalam proses perceraian. ”Mereka masih terus dibina di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Inspektorat. Diharapkan rumah tangga mereka tetap harmonis,” jelas Sutiarsi.
Sutiarsi mengatakan, tahun ini gugatan merata dari berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD). ”Penyebab terbanyak adalah kehadiran orang ketiga,” jelas Sutiarsi.
Kepala BKD Kota Malang, Drs Burhanuddin, membenarkan, gugatan cerai tahun ini merata di berbagai SKPD. Namun, kata Burhanuddin, penyebab utamanya bukan cuma pihak ketiga, namun juga ada faktor ekonomi. “Usul cerai dikirim ke wali kota, kalau pembinaan di BKD dan inspektorat gagal. Kalau wali kota setuju, barulah mereka bisa ke PA,” kata Burhanuddin.
Anggota DPRD dari Partai Hanura, Yaqud Ananda Gudban SS SST Par MM, mengaku sangat prihatin atas fenomena itu, karena menurutnya PNS bisa jadi panutan masyarakat. Namun, ia tidak memungkiri, perselingkuhan terjadi karena ‘difasilitasi’ tugas yang sama.
”Karena itu, perlu ada bimbingan mental dari motivator atau rohaniawan,” kata Nanda, Kamis (13/5).nekn

Musik Spesial SCTV Hibur Warga Malang Raya

Jumat, 14 Mei 2010 20:39 MALANG- Musik Spesial SCTV di Lapangan Rampal tadi malam betul-betul menghibur warga Malang Raya. Drive, Andra & The Backbone, The Changcuters, Mulan Jameela dan The Rock Indonesia tampil bergantian menghibur ribuan penonton. Malam ini, musik spesial dilanjutkan lagi di Lapangan Rampal menampilkan sejumlah penyanyi, diantaranya Slank, Ungu, Dewa 19 dan Samson.
Malam pertama konser  Musik Spesial SCTV tadi malam sekaligus menjawab kerinduan warga Malang Raya pada musisi idolanya. The Changcuters misalnya, begitu naik panggung langsung menggoyang penonton dengan lima hitsnya.
Tria, vokalis The Changcuters langsung mendobrak panggung dan mengajak penonton berjoget. Apalagi ketika mendendang, hitsya, ‘I Love You Babe’, ribuan penonton bagai terhipnotis lalu ikut goyang bersama.
Saat manggung tadi malam, The Changcuters membawakan lima lagu. Yakni Main Serong, Pria Idaman Wanita, Gila-gilaan dan Racun Dunia.  Drive juga tak kalah hebohnya. Begitu naik panggung, fans berat grup musik ini langsug histeris. Apalagi ketika Anji, vokalis Drive menyapa penontonnya. “Tujuh lagu untuk Aremania dan Aremanita,” kata  Anji sebelum naik panggung.
Tujuh lagu yang dinyanyikan grup band yang Kamis (13/5) kemarin tampil di Inbox  yang disiarkan SCTV live dari MOG itu  diantaranya Akulah Dia dan Bersama Bintang. Saat mendendang Bersama Bintang, penonton ramai-ramai ikut menyanyi bersama bagaikan koor. Begitu pula saat Andra & Backbone, Mulan Jameela dan The Rock Indoensia tampil tadi malam. Penonton bagaikan terbius dan enggan pulang lantaran merasa sangat terhibur oleh SCTV.  Public Relations Officer SCTV, Nugroho Agung Prasetyo menjelaskan, berbagai acara menarik masih digelar SCTV hingga Minggu besok. Sabtu malam ini, lanjutnya, grup musik yang dijadwalkan tampil yakni Slank, Ungu, Samson dan Dewa 19. 
Sedangkan Minggu (16/5) besok, selain Jalan  Sehat Tolak Angin SCTV 2010, digelar pula acaran siaran langsung Hip-hip Hura SCTV di Lapangan Rampal. Sejumlah musisi yang dijadwalkan tampil yakni, Hijau Daun, D’Bagindaz, Geisha, Seventeen, Ungu, Ari Lasso dan Maia. Tidak hanya itu saja, disaat yang sama juga digelar bazaar dan berbagai kegiatan menarik yang digelar juga di Lapangan Rampal.  “Semoga kegiatan SCTV di Malang memberi kepuasan tersendiri bagi kera-kera ngalam,” harap Agung. (van/mar)

Pindahkan Satu Pabrik Minimal Rp 10 Miliar

Rabu, 12 Mei 2010 23:24 MALANG- Rencana pemindahan  kawasan industri Ciptomulyo, Jalan Bandulan Barat dan Jalan Industri ke Kedungkandang  terus direaksi para pengusaha. Sebab pengusaha harus mengeluarkan miliaran rupiah untuk boyongan. Memindahkan satu bangunan industri saja membutuhkan biaya lebih dari Rp 10 miliar. Selain itu akses jalan menuju Kedungkandang, lokasi yang disiapkan untuk relokasi PKL dianggap belum layak dilalui kendaraan berat.
PT Usaha Loka yang berlokasi di Ciptomulyo misalnya. Mereka membutuhkan biaya antara Rp 15 miliar sampai Rp 20 miliar.  “Anggaran pemindahan sebesar itu hanya untuk bangunan dan infrastruktur saja. Itu belum termasuk anggaran untuk lahan,” kata Direktur PT Usaha Loka, Sucipto Harsono.  Menurutnya, saat ini lahan yang ditempati  PT Usaha Loka di Ciptomulyo sekitar 1,5 hektar, belum termasuk lahan untuk pengolahan limbah. Jika boyongan ke tempat lain, perusahaan yang berdiri sejak 1934 di Ciptomulyo itu harus membutuhkan lahan lagi.
Yang diungkapkan Sucipto Harsono itu baru satu perusahaan miliknya. Sementara di Ciptomulyo, kata dia, terdapat sekitar 30 perusahaan yang berskala besar dan memiliki banyak tenaga kerja.  Karena itu jika Ranperda RTRW 2009-2029 disahkan dan mewajibkan semua pengusaha memindahkan industrinya, ia mempertanyakan dari mana sumber danannya. “Lalu kalau pindah biayanya tanggungan siapa,” tanya direktur perusahaan pengolahan kulit dan kayu ini.
Sucipto mengaku baru mengetahui rencana relokasi kawasan industri termasuk Ciptomulyo. Hanya saja ia belum memastikan sikap selanjutnya dari kalangan pengusaha untuk menyikapi ranperda RTRW yang saat ini sudah di meja dewan.
Soal lokasi pemindahan di Kedungkandang, Sucipto mempertanyakan kelayakan akses jalan. Sebab menurut dia, jalan yang mengakses ke Kedungkandang tidak memungkinkan untuk kendaraan berat yang biasanya mengangkut bahan mentah dan hasil produksi.
Sucipto lantas mencontohkan jalan di kawasan Kutobedah, salah satu kawasan yang dilewati menuju Kedungkandang. “Jalan di Kutobedah sempit, sulit dilewati kendaraan untuk industri,” terangnya.  Secara terpisah, Ketua Apindo, Samuel Molindo mengakui pemindahan kawasan industri membutuhkan biaya yang sangat besar. Samuel mencontohkan untuk memindahkan peralatan seperti berbagai mesin produksi saja membutuhkan biaya minimal sekitar Rp 1 miliar. Jumlah itu, lanjutnya belum termasuk pembangunan gedung baru dan pembelian lahan. “Belum lagi kabel-kabel untuk instalasi listrik. Harga kabel sangat mahal karena tidak sama dengan kabel pada umumnnya. Karena itu harus diketahui pemindahan industri membutuhkan biaya yang sangat tinggi,” jelasnya. (van/mar)

Ngopi dan Nongkrong di Bangunan Setengah Jadi

Jumat, 07 Mei 2010 21:32
Siapa yang tidak pernah ke Jalan Soekarno-Hatta (Soehat)? Jalan protokol yang membentang mulai kawasan Blimbing hingga Betek ini adalah salah satu pusat kuliner yang ada di Kota Malang. Puluhan tempat makan berjejer, entah itu warung kaki lima ataupun resto berkelas.
Menariknya, jika malam tiba, suasana Jalan Soehat semakin berwarna. Banyak bermunculan tempat ngopi dan nongkrong. Salah satu tempat ngopi yang sudah memiliki ‘nama besar’ di kawasan Soehat adalah Kopi Jalanan. Lokasi Kopi Jalanan terletak di sebelah selatan bangunan Vihara. Sebelum berdiri di lokasi ini, Kopi Jalanan awalnya berdiri di kawasan yang sama, tetapi letaknya di sebelah gedung Polinema. Dengan lokasi yang sekarang hanya berjarak sekitar 50 meter.
Di lokasi yang baru ini, Kopi Jalanan memanfaatkan bangunan setengah jadi yang cukup besar. Memanfaatkan bangunan setengah jadi memang tidak ada indah-indahnya untuk sebuah tempat nongkrong. Tetapi saat Malang Post menginjakkan kaki di tempat ini, justru dengan model bangunan setengah jadi membuat suasana semakin asyik.
Di bagian depan, adalah bagian outdoor. Di sini terdapat beberapa meja dan lesehan. Banyak pengunjung yang menyukai area ini karena sembari ngopi dan nongkrong bisa melihat lalu lalang kendaraan yang melewati Jalan Soehat. Apalagi posisi bangunan juga sedikit di atas median jalan, sehingga meski berada di luar tidak akan terganggu dengan asap mobil atau motor.
Masuk ke bagian tengah, pengunjung akan menemui sebuah panggung mini dengan backdrop bertuliskan Kopi Jalanan. Di sini adalah tempat live music. Ada beberapa meja yang ditata mengitari panggung mini untuk pengunjung yang ingin menikmati sajian musik. Sedangkan di bagian dalam adalah tempat yang lebih privasi.
“Menggunakan bangunan setengah jadi justru membuat suasana Kopi Jalanan semakin asyik. Terbukti para pengunjung betah ngopi dan nongkrong berlama-lama di sini bersama kawan-kawannya. Apalagi sesekali ada live music yang menghibur mereka,” ujar pemilik Kopi Jalanan, Dhara Mustika yang ditemani sang suami, Reynold Singgih.
Meski namanya Kopi Jalanan, bukan berarti yang mampir ke tempat ngopi ini adalah orang-orang jalanan yang tak jelas juntrungannya. Justru pengunjung yang datang ke tempat ini banyak berasal dari kelompok mahasiswa. Bahkan, tak jarang kalangan eksekutif juga senang nongkrong di tempat ini.
Dhara mengaku, usahanya ini memang tidak membidik satu segmen tertentu saja. Dengan nama Kopi Jalanan, ia ingin yang datang ke tempatnya adalah semua kalangan. Nama Kopi Jalanan sendiri sengaja diangkat agar orang-orang tidak sungkan mampir ke tempatnya.
“Kalau kita menggunakan nama aneh-aneh, justru orang akan sungkan datang. Kalau sudah begitu, suasana ngopi dan nongkrong pun tidak akan tercipta di tempat ini. Padahal yang namanya tempat ngopi dan nongkrong suasananya harus asyik,” ungkap Ibu satu anak ini.
Karena ingin menyasar seluruh kalangan, Kopi Jalanan pun mematok harga menu dengan harga yang sangat bersahabat. Ngopi dan Nongkrong di tempat ini tidak akan membuat kantong pecinta kuliner jadi bolong! (nda)

Kopja Man Untuk Pria, Kopja Girl Untuk Wanita
Namanya saja Kopi Jalanan, tentu saja menu andalan yang disajikan di tempat ini adalah minuman kopi. Dhara menyebutkan ada beberapa menu spesial di tempat yang didirikannya bersama Reynold 9 agustus 2008 lalu. Di antaranya adalah menu Kopi Jalanan.
Pada minuman panas yang satu ini, tidak hanya sekadar kopi. Anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku ada bahan khusus yang membuat menu Kopi Jalanan berbeda dengan kopi-kopi lainnya. Pecinta kuliner akan mengetahui perbedaan Kopi Jalanan dengan kopi-kopi lainnya saat minuman ini disajikan.
“Kali pertama yang membedakan Kopi Jalanan dengan kopi lainnya adalah dari sisi Aroma. Kami mencampur aroma rahasia agar Kopi Jalanan ini semakin menggiurkan,” kata Dhara.
Menu kopi spesial lainnya yang disajikan di Kopi Jalanan adalah Kopja Man dan Kopja Girl. Kopja Man dan Kopja Girl adalah minuman kopi yang sudah dicampur dengan rempah. Yang membedakannya adalah, Kopja Man tidak mengandung susu, sedangkan Kopja Girl diberi tambahan susu.
“Biasanya yang suka dengan kopi susu adalah pengunjung wanita. Karena itu, kami pun menciptakan Kopja Girl yang terdiri dari kopi, rempah dan susu. Sementara untuk Kopja Man, tidak mengandung susu,” terang wanita yang pernah menempush studi di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini.
Bagi pengunjung yang tidak hobi ngopi, bukan berarti tidak bisa nongkrong di tempat ini. Kopi Jalanan menyediakan beragam minuman non-kopi yang tak kalah spesialnya. Seperti minuman panas Hot Chocolate, American Friend, Susu Penasaran dan Es Purple Lime.
Dhara juga memastikan jika minuman kopi dan cokelat yang disajikan di tempatnya ini tidak menggunakan kopi dan cokelat sachet-an seperti yang dilakukan di tempat ngopi lainnya. Baginya, haram menyajikan minuman kopi dan cokelat dari bungkus sachet-an. Pasalnya jika menghidangkan kopi dan cokelat sachet-an, tidak akan ada bedanya dengan yang dibuat sendiri di rumah masing-masing.
“Banyak sih yang pesan minuman sachet-an seperti Milo, Ovaltine dan Mocacinno. Tetapi kami selalu menjelaskan kepada mereka bahwa minuman yang kami sajikan tidak menggunakan produk-produk sachetan seperti itu. Kami hanya ingin menghadirkan menu-menu yang berbeda meskipun kami mematok harganya tidak mahal,” lanjut Dhara lagi.
Sementara untuk menu-menu makanan, Dhara mencoba tampil kreatif dengan menghadirkan olahan-olahan dari bahan mie instant, omelet telur, roti bakar, pisang bakar dan jagung serut. (nda)

Baca Nasib dengan Kartu Tarot
Tempat ngopi dan nongkrong kebanyakan selalu menyajikan hiburan live music. Di Kopi Jalanan pun pecinta kuliner akan menjumpai hiburan ini, tepatnya berada di ruang tengah. Sajian live music dihadirkan setiap hari mulai pukul 20.00 hingga 23.00.
Hiburan live music ini dihadirkan secara suka-suka. Tidak harus home band yang mengisi, tetapi pengunjung yang ingin nge-jam pun diperkenankan untuk mengisi. Dhara mengaku banyak pelanggannya yang datang lalu ikut menyumbangkan suaranya untuk menghibur pengunjung lainnya.
“Jenis musiknya pun juga tidak dibatasi. Mau top 40, musik country, rock sampai campur sari, monggo-monggo saja. Yang penting bisa menghibur pengunjung lainnya,” terang Dhara.
Selain live music, ada hiburan lain yang bisa dinikmati pengunjung Kopi Jalanan, yakni ramalan kartu tarot. Pengunjung yang ingin diramal menggunakan kartu tarot oleh si peramal, Anton Kentang dari Orhacles tinggal menyodorkan uang Rp 10 ribu untuk satu kali ramalan. Pertanyaan ramalan boleh seputar pekerjaan, percintaan hingga masalah-masalah lain yang perlu dicarikan jalan keluarnya.
“Namun tidak seperti hiburan live music yang bisa dinikmati oleh pengunjung setiap harinya, khusus kartu tarot hanya bisa dinikmati oleh pengunjung setiap hari Rabu dan Jumat. Sebab untuk hari lainnya, sang peramal ‘dinas’ di tempat lain,” candanya.
Di tempat ngopi dan nongkrong ini hanya satu yang kurang, yakni fasilitas WiFi. Dhara sendiri mengaku memang belum menyediakan fasilitas tersebut untuk pengunjungnya, tetapi ke depannya, ia memastikan fasilitas WiFi akan melengkapi keberadaan Kopi Jalanan. Namun fasilitas WiFi ini hanya akan diaktifkan di jam-jam siang hingga sore. Jika diaktifkan hingga malam, maka suasana nongkrong yang fungsinya untuk sosialisasi pun bisa-bisa tergerus karena pengunjung terlalu asyik dengan dunia mayanya.
“Selain itu, kalau WiFinya diaktifkan sampai malam, kasihan pengunjung yang belum mendapatkan tempat. Sebab biasanya kalau lagi asyik internetan, pengunjung lupa waktu. Kalau sudah begitu, ia akan terus-terusan duduk di sana dan tidak memberi kesempatan untuk pengunjung lainnya,” pungkas Dhara sembari menyebutkan jika semakin malam Kopi Jalanan semakin ramai. (nda)
 

Singa Muda Unjuk Gigi

Rabu, 12 Mei 2010 21:04 MALANG – Prestasi Arema di ajang Piala Indonesia 2010, makin moncer. Tidak hanya pemain inti penghuni starting line up yang mampu unjuk gigi, tapi juga pemain pelapis plus anak-anak muda, mampu diandalkan.
Terbukti, dari enam kali turun di ajang turnamen yang dulu bernama Copa Dji Sam Soe Indonesia ini, Arema tak tersentuh kekalahan. Bahkan poin absolut selalu diraih. Sepuluh gol berhasil disarangkan dan hanya kebobolan satu gol.
Tidak menutup kemungkinan, Singo Edan bakal mampu meraih double winner musim ini. Karena kans Arema menjadi juara di Indonesia Super League, bisa jadi menular di Piala Indonesia. Kemarin, singa-singa muda yang diturunkan pelarih Robert Albert, memantapkan posisi Arema sebagai juara grup L, setelah mengalahkan Persela, 1-0. Tim biru-biru itu lolos ke babak delapan besar bersama-sama Pelita Jaya, yang diwaktu bersamaan mengalahkan Persidafon, dengan skor sama.
Sementara bagi Persela, kekalahan itu memupus asa Laskar Joko Tingkir lolos ke babak delapan besar. Dari tiga pertandingan, Martin Zada dkk hanya mengemas satu poin hasil imbang 1-1 dengan Pelita Jaya Karawang.
Sementara itu Pelita yang berhak mendampingi Arema, lolos pasca mengalahkan Persidafon dan menahan imbang Persela. Meski di laga awal dikalahkan Arema 0-2.
Gol tunggal Arema diciptakan oleh Moch. Fakhrudin 15 menit sebelum bubaran. Keunggulan itu berawal dari umpan Hermawan ke tengah yang langsung disambut heading oleh pemain belakang Persela, FX Yanuar.
Heading itu malah jatuh ke kaki Jalaludin dan langsung dikirim ke Fakhrudin. Pemain yang bebas tanpa kawalan itu sangat leluasa menceploskan bola ke gawang Persela yang dikawal Dedi Iman.
Tampil dengan mayoritas pemain muda membuat Arema lebih banyak tertekan pada babak pertama. Permainan Persela yang dimotori Martin Zada dari sektor tengah mampu memberikan memberikan tekanan berarti hingga daerah-daerah berbahaya Arema.
Namun secara keseluruhan, meski terus ditekan, namun ketenangan dan kedewasaan pemain-pemain muda, patut mendapat acungan jempol. Mereka tidak keder menghadapi pemain-pemain senior yang sudah kenyang pengalaman. Bahkan beberapa peluang yang dimiliki Persela, mampu mereka patahkan.
Salah satu peluang Persela diciptakan lewat striker gaek Kurniawan Dwi Julianto menit ke-7, namun tendangan masih di atas mistar Arema yang dikawal Aji Saka.
Begitu juga tendangan mantan striker Arema, Franco Hita pertengahan babak pertama masih menyamping di kiri gawang tuan rumah. Sedangkan beberapa peluang Arema lewat Dendy Santoso masih belum membuahkan hasil hingga pertandingan berakhir 0-0 pada babak pertama.
Pada babak kedua, pelatih Arema Robert Alberts menggantikan Rachmad Affandi dengan M Fakhrudin pada menit ke-70. Masuknya pemain asal Sidoarjo ini memberikan warna baru.
Terbukti lima menit setelah masuknya Fakhrudin, gol langsung tercipta. Persela sendiri yang berusaha mengejar ketertinggalan tidak mampu menciptakan gol hingga peluit panjang berbunnyi.
Namun secara keseluruhan, meski terus ditekan (feb/bua/avi)

Lomojari Dimenangi Tim Anak Pasukan Kuning

Rabu, 12 Mei 2010 23:28 MALANG - Anak pasukan kuning atau petugas kebersihan pun bisa jadi juara. Setidaknya itulah yang pantas digambarkan dari sosok Ari Hadianto. Siswa SMP Terbuka Negeri 03 yang ada di SMPN 14 Malang ini membuat para juri dalam lomba motivasi belajar mandiri (Lomojari) berdecak kagum. Tak ada satupun pertanyaan dari juri yang terlewat. Dengan cepat dan tangkas Ari dan tim yang terdiri dari tiga orang berhasil melewati babak demi babak dengan sempurna.
“Kami banyak berlatih soal-soal dengan guru di sekolah,” ungkap Ari yang menjadi juru bicara di timnya.
Di babak wajib jawab misalnya, Ari dan timnya di regu C berhasil menjawab 13 soal dengan sempurna. Bahkan jawaban yang dilontarkan begitu cepat, seolah seluruh materi sudah hafal di luar kepala. Ari yang bercita-cita melanjutkan studi ke SMK ini adalah gambaran dari anak-anak yang kurang beruntung secara ekonomi, tapi punya potensi luar biasa.
Melalui lomba lomojari diharapkan anak-anak berpotensi ini punya motivasi tinggi dalam belajar. Tradisi menarik di lingkup sekolah terbuka melalui lomba Lomojari ini memang patut diapresiasi. Lomba ini digelar rutin setiap tahun untuk mendorong motivasi anak-anak sekolah terbuka agar tidak kalah secara akdemis dengan siswa sekolah regular.
Menurut Kepala SMP terbuka negeri 01 di SMPN 02 Kota Malang, Dra Anik Suryatiningsih siswa terbaik di tingkat kota akan dibina sehingga bisa mewakili propinsi di tingkat nasional. Tahun lalu siswa Kota Malang sudah berhasil melaju hingga tingkat nasional, akan tetapi terpaksa tergeser saat babak penyisihan. Dengan pembinaan yang lebih matang, diharapkan tahun ini wakil Kota Malang yang diwakili SMP terbuka negeri 03 Kota Malang bisa menjuarai tingkat nasional.
“Harapan kami bisa memberi yang terbaik untuk Kota Malang dan provinsi,” tegasnya.
Acara seleksi di tingkat Kota Malang yang digelar di SMPN 2 Kota Malang kemarin diikuti lima SMP terbuka negeri. Yaitu SMP terbuka negeri 01 hingga SMP terbuka negeri 05. Materi lomba meliputi mata pelajaran di tingkat SMP.
Sementara itu Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdik Kota Malang, Kunti Nur Sasiati S.Tp menegaskan siswa terbuka bukanlah siswa yang akademisnya rendah. Buktinya saat Ujian Nasional (UN) SMP tahun ini, ada siswa terbuka yang bisa meraih nilai 9.(oci/eno)

Warga Belanda Mengaku Pencipta Lagu Bengawan Solo

Liputan6, Selasa 11 Mei 2010

Liputan6.com, Solo: Indonesia yang kaya budaya kerap membuat iri negara lain. Bukan sekali saja budaya Indonesia diaku-aku negara lain mulai batik, reog Ponorogo, kuda lumping, angklung, bahkan rendang hingga tempe. Kini, Gesang, sang maestro keroncong ikut gigit jari setelah lagu Bengawan Solo ciptaannya diklaim empat warga Belanda.
Saat ditemui SCTV di kediamannya Solo, Jawa Tengah, Selasa (11/5), Gesang tengah dikunjungi sejumlah anak sekolah menengah atas. Para siswa sengaja datang untuk menghibur, Gesang pun diajak kembali ke masa kejayaan keroncong. Usia boleh 92 tahun tapi Gesang masih mampu menyanyikan bait-bait tembang Bengawan Solo.
Sang mastro keroncong memang terhibur, meski gundah masih menggelantung di kepala. Ada ganjalan di hatinya. Lagu Bengawan Solo ternyata didaftarkan oleh empat orang yang mengaku sebagai pencipta tembang legendaris itu. Belanda yang dulu mencoba merebut Tanah Air kini kembali mencoba merebut budaya nusantara.(JUM)

AKSES, Melatih hingga Memasarkan

Tak sekadar mahir dan mengerti tentang dunia yang digelutinya. Keberhasilan pengusaha skala kecil menengah (UKM) banyak ditentukan oleh ide baru dan kreativitas yang dilahirkannya. Namun tentu tidak mudah, butuh arahan untuk itu.
Itu pula yang mendasari Tien Soebandiri untuk ikut peduli dalam membina dan melatih masyarakat yang ingin belajar dan terjun di usaha kerajinan. Memang, bukan tanpa alasan jika banyak UKM pemula yang ingin memperkaya ilmu kepada Tien.
Pasalnya, mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Bunga Kering dan Bunga Buatan Indonesia (Aspringta) Jatim periode 1996-2004 telah malang melintang di dunia kerajinan, mulai membuat bunga dari kelobot jagung, aneka boneka dari pelepah pisang, bunga dari kertas semen, hingga aneka lukisan dengan media sarung bantal dan baju.
“Sejak menjadi Ketua Aspringta, mau tak mau saya harus menyulap rumah saya menjadi semacam tempat pelatihan, seperti membuat bunga kering, merangkai bunga segar, hingga painting. Mereka yang belajar beragam, mulai sekadar hobi sampai yang ingin terjun ke bisnis,” kata istri Prof Dr Soebandiri SpPD KHOM ini.
Sukses menularkan ilmunya, tak berarti berhenti. Banyak ‘anak didiknya’ yang bingung setelah karyanya dibuat, siapa yang akan membeli atau memasarkan. Mau tak mau, Tien pun ikut turun tangan membantu pemasarannya. Untung saja, selain kediamannya sering menjadi jujugan teman-teman maupun pembeli, ia juga sering ikut pameran di sejumlah kota dan negara.
“Bersama tiga teman yang tergabung dalam TIEN Handicraft, ingin membantu mulai mengasah keterampilan hingga pasar UKM pemula. Kami bersyukur ternyata mereka cukup kreatif dan karyanya banyak diminati pembeli,” ujar wanita 65 tahun ini.
Ia bangga kegiatan yang dilakukannya banyak memberi manfaat. Baginya, yang terpenting bukan keuntungan yang didapat, tapi bagaimana bisa membantu memberdayakan orang lain.
Memang, ‘anak didiknya’ tak hanya ibu-ibu rumah tangga, tidak sedikit kaum pria yang rata-rata para pensiunan pegawai hingga anak-anak usia sekolah. Saking kreatifnya mereka, kadang ada juga kreativitas yang dimunculkan bisa dikembangkan. dio

Jebakan PT Ningratisme

Bashori Muchsin
Guru Besar dan Pembantu Rektor II Universitas Islam Malang

Musim orang tua atau keluarga berburu perguruan tinggi (PT) telah tiba. Ada yang memburu PT dengan cara berselancar di dunia maya (cyber) atau melalui jaringan internet, sementara ada yang mendatangi berbagai PT dengan cara meminta informasi atau mengambil brosur.
Mereka bermaksud mencarikan PT yang menurutnya terbaik, setidak-tidaknya terbaik menurut standar gosip atau wacana di masyarakat. Ketika suatu komunitas menyebut beberapa PT yang layak diburu, maka orang tua umum mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai mekanisme masuk PT tersebut.
Bukan itu saja, tidak sedikit di antara orang tua yang kemudian membangun “komunikasi” atau mencari informasi lebih lanjut yang bersifat pragmatis dengan beberapa pihak ketiga, yang dimungkinkan bisa membantu mengarahkan atau memasukkan anaknya ke PT itu.
Masih santer terdengar, bahwa masuk ke sejumlah PT yang jadi objek buruan itu, harganya jauh lebih mahal dibandingkan yang tertera dalam brosurnya, manakala kalangan orang tua memaksakan untuk memasukkan anaknya. Di balik harga yang tertera, yang sebenarnya sudah mahal, masih diikuti kesanggupan-kesanggupan atau “MoU” untuk berani mengeluarkan uang tambahan.
Orangtua bisa terjebak dalam jalan seperti itu, tidak lepas dari kebijakan PT sendiri yang mengobral jalur (bukan hanya PMDK dan SNMPTN). PT tidak merasa cukup dengan dua jalur penerimaaan mahasiswa baru, tetapi menggunakan delapan jalur atau lebih. Ini memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memilihnya secara liberalistik.
Dari sejumlah jalur yang disediakan oleh PT tersebut, ada beberapa jalur di antaranya yang dipersiapkan untuk menjaring anak-anak dari komunitas “ningrat” atau golongan elitisme. Ini tak lepas dari kebijakan PT yang berambisi mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, yang target ini hanya bisa dipenuhi bilamana komunitas elit bisa dirangsang untuk masuk ke PT.
Jalur itu ternyata membuat masyarakat benar-benar terbuai. Ketika orang tua menghadapi realitas kegagalan anak-anaknya masuk PT melalui jalur PMDK dan SNMPTN, mereka tidak berhenti untuk memburu PT lewat jalur lain. Jalur lain inilah yang membuat lahirnya stigma ”PT ningratisme”, pasalnya harga yang harus dibayar untuk bisa masuk PT ini sangat mahal.
Berburu Tiket Masa Depan
Repotnya, tidak sedikit orang tua yang sebenarnya kadar kemampuan ekonominya pas-pasan yang memaksakan diri supaya anaknya diterima di ”PT ningratisme”. Mereka menganggap, tempat itu cocok untuk anaknya. Ini dapat sebagai garansi masa depan anaknya.
Mereka itu berasumsi kalau label ”PT ningratisme” masih menjadi harga mahal yang bisa diterima oleh masyarakat ketika anaknya lulus. ”PT ningratisme” diidentikannya sebagai bagian dari kepanjangan tangan untuk anaknya yang mencita-citakan hidup ningrat. Mereka menyikapi kehadiran ”PT ningratisme” ini sebagai representasi dan mediasi kekuatan strategis yang bisa mengubah atmosfer kehidupannya yang tidak berdaya menuju keberdayaan.
Idealnya, orangtua tidak perlu tergiring memasuki jebakan itu, apalagi komunitas orangtua miskin atau berpenghasilan pas-pasan. Dunia pendidikan memang bisa ditempatkan sebagai alat untuk membangun borjuisme sosial atau menguatkan status sosial, akan tetapi sejatinya dunia pendidikan (PT) berorientasi membebaskan manusia dari ketertindasan, memanusiakan manusia, menjauhkan manusia dari keterjajahan, dan membebaskan bangsa (negara) dari keterpurukan.
Bagaimana mungkin mahasiswa yang masuk dalam ”PT ningratisme” bisa diharapkan melakukan dan membumikan peran-peran fundamental yang berelasi dengan problem kemanusiaan, kebangsaan, atau kemasyarakatan? Bagaimana mungkin mereka mau bergiat diri sebagai pilar perubahan (agent of change) yang berelasi dengan dekonstruksi penyakit yang melukai keadilan, kebenaran, dan kejujuran, serta pembebasan derita rakyat, kalau dunia PT yang dimasukinya, sejak awal mereka dididik atau dijerumuskan menjadi ”priyayi” (elemen ningrat) yang membenarkan individualistas dan kapitalistik?
”PT ningratisme” hanya menawarkan harga atau menggiring masyarakat membelanjakan uang sebanyak-banyaknya agar membelinya. ”PT ningratisme” tidak ubahnya dunia PT lainnya yang berharga murah, yang faktanya menyelenggarakan proses pembelajaran, yang dalam ranah ini, setiap elemen PT, khususnya mahasiswa, dikondisikan menjadi pembelajar yang baik dengan dukungan fasilitas yang sedikit lebih unggul.
Pendidikan tidak cukup dengan membayar mahal dan fasilitas lebih eksklusif, pasalnya pendidikan menuntut bekerjanya semua elemen yang mendukungnya. Uang banyak memang bisa mengantarkan anaknya orang kaya bisa menaklukkan ”PT ningratisme”, akan tetapi anak-anak (mahasiswa) yang sudah masuk ke ”PT ningratisme” belum tentu bisa mengembalikan biaya besar yang dikeluarkannya.
Memaksakan (mengharapkan secara berlebihan) mereka (mahasiswa) yang sudah masuk di ”PT ningratisme” supaya kelak (ketika lulus) menjadi komunitas borjuis atau golongan elite gaya baru di masyarakat ibarat memasukkannya ke jalur pengebirian idealismenya atau menjebaknya masuk dalam lingkaran setan bernama penghancuran nilai-nilai agung.
Kalau sudah seperti itu, dunia PT, khususnya ”PT ningratisme” ikut menanggung beban sosial atas kemungkinan menjalar dan menyebarnya berbagai penyakit penyalahgunaan kekuasaan atau sejumwlah lulusan PT yang terlibat praktik-praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Ini telah menjadi bagian dari korporasi edukasi, yang membuat masyarakat menjatuhkan opsi salah dalam mengirimkan anak-anaknya ke PT. Pengelola ”PT ningratisme” perlu menimbang ulang kesalahan ambisi kapitalismenya dan menggantikannya dengan misi humanitas. Apalah artinya bisa membangun ”PT ningratisme” kalau kelak yang akan mengisi bursa kehidupan berbangsa dan bernegara ini bukan sosok pengabdi, melainkan kumpulan manusia yang suka membarterkan profesinya.n

Merusak atau Seni?

Kingkin Puput Kinanti
Jurusan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Malang
king...@yahoo.co.id

Mencoret-coret tembok tak selamanya dikategorikan sebagai perbuatan yang merusak. Bagaimana jika mencorat-coret tembok dijadikan sebagai salah satu bentuk karya seni?
Itulah yang sedang berkembang di kota Malang. Seni mencorat-coret tembok menjadi tren. Bahkan, mencorat-coret tembok telah dijadikan ajang kompetisi. Mereka menyebut seni mencorat-coret ini seni graffiti.
Graffiti berasal dari kata graffito yang artinya goresan atau guratan. Graffiti merupakan kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume di dinding. Alat yang digunakan biasanya cat semprot kaleng.
Pada awal perkembangannya, graffiti dianggap sebagai vandalisme atau perusakan. Sebab, para bomber, sebutan orang yang membuat graffiti sering melaksanakan aksinya pada tempat yang tidak seharusnya digunakan. Akibatnya, para bomber sering dikejar-kejar polisi. Namun, akhir-akhir ini, graffiti tidak lagi dianggap sebelah mata. Banyak yang mengganggap graffiti memiliki sisi positif.
Sekarang banyak orang yang menyukai temboknya dihiasi dengan graffiti dibandingkan dengan tempelan poster atau iklan. Bahkan, di Jogjakarta, orang-orang merelakan temboknya dijadikan media seni graffiti.
Seni graffiti juga menjaga keindahan kota. Gambar-gambar yang menarik dapat memikat orang. Bahkan, dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi kota tersebut. Di Brooklyn Museum, Amerika, sering diadakan pameran graffiti yang kini disebut sebagai seni kontemporer. Banyak wisatawan yang tertarik untuk melihat seni graffiti.
Seni graffiti juga dinilai turut mencegah kenakalan remaja. Mereka bebas berekspresi dengan graffiti. Selain itu, graffiti dianggap dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan kreativitas remaja.
Tema-tema yang diusung pun sangat menarik. Tema yang berkaitan dengan isu global seperti pemanasan global, peperangan, dan ajakan perdamaian menjadi seperti kritik yang positif. Alhasil, graffiti memiliki dampak positif selama membuat graffiti pada tempat atau tembok yang sengaja diizinkan oleh pemiliknya.n

Topeng di Tengah Dinoyo

Reza Praditya Yudha
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Malang
reza...@hotmail.com

Siapa yang tidak kenal macetnya Jl MT Haryono, Malang, terlebih ketika jam pulang sekolah atau weekend? Suatu kali bersama teman, saya mencoba menghindari macet dengan masuk sebuah jalan kecil tepatnya Gang XIII.
Menyusuri jalan sempit dan tidak rata, tiba-tiba saya terpana dan menyuruh teman saya berbalik ke sebuah SD. Sejak sebulan sebelumnya saya membantu seorang dosen meneliti Kesenian Topeng Malang. Hasil observasi sementara, dapat disimpulkan eksistensi Topeng Malang mulai punah. Terutama di wilayah kota, jarang ditemui sanggar seni atau sekolah yang melestarikan seni tari dan topeng khas Malang tersebut.
Sore itu, saya melihat lima bocah lelaki memakai topeng dan mengenakan selendang khas Topeng Malang. Melalui sebuah tape recorder kecil, seorang lelaki usia 33 tahunan mengawasi dan kadang berteriak memberikan instruksi. Mereka terlihat bersemangat tidak peduli peluh yang menetes atau kaki telanjangnya yang memerah.
Saya memberanikan diri mendekat karena melihat aktivitas mereka tidak umum di tengah kota yang padat ini.
Budi Setiawan, demikian nama pelatih itu, menjelaskan Seni Topeng Malang menjadi kegiatan ekstrakurikuler SD Dinoyo III sejak Mei 2009. Selain guru ekskul tari, ia merangkap sebagai guru Olahraga dan Bahasa Inggris.
Ketika SD tersebut akan mewisuda lulusannya, tebersit ide menampilkan tari Topeng Malang. Kebetulan, hobi menarinya telah dibekali pelatihan di Sanggar Tlogo Budoyo sejak 2005. Kemudian, di sanggar lain, Ang Hing Ho-Klenteng, ia bertemu dengan teman yang lebih mahir Tari Topeng Malang. Akhirnya, ia memberanikan diri mengusulkan pembentukan ekskul Tari Topeng Malang di sekolah itu.
Meskipun belum mempunyai kostum sendiri dan hanya menggunakan peralatan sederhana, Budi bertekad tetap menjaga eksistensi kesenian ini. Semangat itu ditularkan pada muridnya dengan menggelar latihan tiap Sabtu. Latihan digelar dua gelombang secara bergiliran, khusus siswa-siswa, kemudian siswi.
Bocah-bocah laki-laki itu, diceritakan Budi, begitu antusias tiap kali latihan. Mereka tidak malu, bahkan begitu bangga tiap kali pentas. Pun, mereka tidak mengharap imbalan apapun dalam sebuah pentas.
“Mereka hanya mencintai aktivitas ini. Tidak pernah berharap dibayar atau mendapat nilai tambahan,” ujar pria ramah tersebut.
Semangat Budi dan siswa-siswa tersebut memberi pelajaran bagi saya untuk memahami kesenian bukan hanya dari permukaan. Daripada ribut-ribut mempermasalahkan asal sebuah kesenian, ada yang lebih patut mendapat perhatian. Yang terpenting adalah terus mewariskan pada generasi muda. Lebih jauh, langkah konkret siswa-siswi tersebut dapat menghindarkan sebuah kesenian diklaim bangsa lain. Mereka tak perlu berteriak-teriak. Budi dan para siswanya langsung bergerak untuk mencintai kesenian itu.
Tidak perlu malu atas status kesenian tradisional atau gender kita. Ke depan, globalisasi akan mengangkat hal-hal yang bernilai lokal dan berbeda. Termasuk melestarikan kesenian tradisional, akan menjadi investasi bangsa Indonesia. Sekaligus sebagai pelampiasan dari rasa jenuh ditengah isu korupsi atau terorisme.n

Lampu Mati Kena Denda Rp 100.000

Berlaku Hari Ini, Satlantas Tawarkan Modif
KLOJEN - SURYA-
Mulai hari ini, jangan lupa untuk menyalakan lampu sepeda motor Anda, meski terasa aneh karena dilakukan saat berkendara di siang bolong. Itu bila anda tak ingin kena tilang Rp 100.000.
Wakapolresta Malang, Kompol Sonny Irawan mengatakan pihaknya akan secepatnya melakukan penegakan aturan menyalakan lampu sepeda motor di siang hari, seperti yang diatur dalam UU nomor 22/2009 pasal 239 ayat 2 itu. “Bisa jadi, mulai Senin besok (10/5),” ujar Sonny acara sosialisasi program klik-byar yang diadakan Satlantas Polresta Malang di Simpang Balapan, Minggu (9/8) kemarin.
Dendanya ternyata lumayan menguras kantong. Sesuai UU, kata Sonny, tiap pengendara yang tak menyalakan lampu akan kena tilang dengan denda Rp 100.000. Tetapi Polresta juga punya solusi, yaitu memodifikasi gratis motor warga, sehingga lampu langsung ‘byar’ ketika kontak on. “Silakan dibawa ke Mapolresta bagian Satlantas, lalu mendaftarkan sepeda motornya,” kata Kasatlantas Polresta Malang, AKP Fahri AN Siregar.
Sementara itu, dosen Jurusan Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, Sidik Sunaryo SH MH, mengatakan masyarakat enggan karena belum memahami substansi UU ini. “Logikanya, menyalakan lampu untuk penerangan. Tapi ini kok dinyalakan siang bolong,” ujar Sidik.
Kata Sidik, masyarakat mungkin berpikir menyalakan lampu saat siang hari tak efisien, karena akan membuat lampu dan aki cepat aus. Sidik juga mengritik UU Lalin ini tak efektif, karena mencomot UU Lalin di Eropa, yang keadaannya saat siang hari tentu berbeda dengan negara tropis seperti Indonesia.
Diterangkan guru Jurusan Otomotif dari SMK PGRI 3, Kamsuri, mengakui penyalaan lampu saat siang hari logikanya jelas membuat lampu motor cepat aus. Tapi untuk aki, tidak akan berpengaruh. “Kalau untuk motor bebek, aki tidak pengaruh. Tapi untuk motor sport, seperti Tiger, memang buat aki lebih cepat aus,” kata Kamsuri.
Menjawab hal ini, Wakapolresta mengatakan masyarakat tidak berpikir logis, bila tidak menyalakan lampu hanya karena eman lampu. Karena, menurut Sonny, penyalaan lampu saat siang hari berfungsi membuat motor lebih eye catching, sehingga keberadaanya bisa diketahui pengendara motor lain. “Nyawa kita itu lebih berharga dari harga aki dan lampu motor,” ketus Sonny. n ab