Ketua RT 3 RW 9 Kelurahan Pandanwangi, Siswanto mengatakan, warga telah melapor pada pihak Puskesmas Pandanwangi dan Dinas Kesehatan terkait adanya penyakit DBD di wilayahnya. Namun instansi terkait terkesan lambat dalam merespon laporan tersebut.
"Pemkot Malang lambat dalam penanganan. Kami sudah lapor dan minta difogging, tetapi laporan kami tidak segera ditindaklnjuti hingga ada warga yang meninggal," ujar Siswanto, Senin (20/4/2015).
Menurutnya, fogging atau penyemprotan jentik nyamuk baru dilakukan setelah ada salah satu warga yang meninggal. "Bahkan Ketua RW sempat disodori surat penolakan fogging," tukasnya.
Warga berharap Dinkes maupun Puskesmas bisa segera bergerak cepat jika ada laporan warga mengenai penyakit DBD. "Saat ini warga lain yang terkena DBD masih dirawat di rumah sakit," tandas Siswanto.
Menanggapi hal tersebut, Kepala UPT Puskesmas Pandanwangi, dr. Betty membantah jika pihaknya menyodorkan surat penolakan fogging pada masyarakat. Menurutnya, pelaksanaam fogging di Kelurahan Pandanwangi sempat tertunda lantaran padatnya jadwal fogging.
"Kami sudah menjadwalkan fogging, tetapi masih antri. Sehingga pelaksanaan fogging baru bisa dilakukan beberapa hari setelah adanya laporan warga," tutur dr. Betty.
Sebelum melaksanakan fogging, pihak puskesmas pun telah melakukan survei di lingkungan sekitar. "Dari hasil survei, kawasan RW 9 Pandanwangi memang positif terjangkit DBD. Untuk itu, kami jadwalkan fogging," katanya.
Terkait salah satu warga yang meninggal, dr. Betty mengungkapkan jika warga tersebut memang sempat dirawat di rumah sakit. Awalnya kondisinya masih baik, namun dua hari kemudian mengalami drop dan akhirnya meninggal. [num/but]
No Response to "15 Warga Malang Terserang DBD, Satu Orang Meninggal"
Post a Comment