Budaya Tengger Terancam Punah

Categories: ,

Keindahan panorama Gunung Bromo dan keunikan tradisi masyarakat Tengger merupakan salah satu ikon wisata andalan Jawa Timur.
MALANG, KOMPAS.com - Budaya Tengger dinilai terancam punah. Penyebabnya, tak sedikit kaum muda Tengger banyak berpenampilan gaul, dan meninggalkan budaya yang diwariskan para leluhur.
Kekhawatiran itu disampaikan Prof DR Iwan Nugroho, seorang peneliti yang juga wakil Rektor Universitas Widyagama Malang, Jawa Timur, Senin (13/6/2011), di Malang, kepada Kompas.com, usai mengisi diskusi tentang Budaya Tengger, bersama 17 tokoh warga Tengger.
"Tak sedikit pemuda generasi warga Tengger sudah berpenampilan gaul. Hal itu bukan hanya dirasakan nonwarga Tengger, tetapi oleh warga terutama para tokoh yang dikagumi di warga Tengger," katanya.
Iwan menjelaskan, para orang tua tak lagi menanamkan budaya dan tradisi Tengger kepada generasi selanjutnya. "Selain itu, generasi muda tak lagi menganggap bahwa budaya yang diwarisi leluhurnya itu, layak untuk dirinya," katanya.
Antisipasinya, kata Iwan, sejak dini para orang tua harus menanamkan tradisi atau budaya yang menjadi kekuatan warga Tengger. "Walaupun anak-anaknya menempuh pendidikan ke kota, tak harus meninggalkan budaya yang menjadi warisan nenek moyangnya," katanya.
Karena warga Tengger tinggal di sekitar lereng Gunung Bromo yang kaya obyek wisata dan menjadi tujuan para wisatawan asing dan lokal, pemerintah harus mengarahkan wisata ke sektor berbasis lokal. "Pertahankan buaya yang lokal. Jangan sampai budaya asing mengalahkannya," ucap Iwan.
Menurut tokoh adat Tengger, Ngatrulin (75), khusus di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, masih tergolong tak akan terkikis. "Karena anak mudanya masih mampu mempertahankan budaya Tengger," ujarnya.
Namun selain di Desa Ngadas, ungkap Ngatrulin, banyak generasi muda Tengger yang terlihat gaul. "Penampilannya sudah gaya modern, lupa terhadap budaya nenek-moyangnya," kata Ngratulin.
Untuk mengantisipasi terkikisnya budaya Tengger, di antarnya setiap kumpul sama anak cucunya baik di dalam rumah maupun di depan rumah saat malam hari, Ngratulin memberikan pemahaman tentang budaya Tengger.
"Misalnya, warga Tengger memiliki budaya ritual pujan, yang digelar satu tahun empat kali. Lainnya adalah bersih dusun, hari raya karu, hari raya Galungan, upacara barian. Upacara barian itu digelar kalau sudah ada lindu atau gempa terjadi selama dua kali. Kalau hanya satu kali tak bisa dilaksanakan," ujar Ngratulin.

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Budaya Tengger Terancam Punah"

Post a Comment