Tak Ditemui Rektor, Mahasiswa Mengamuk

Categories:

K16-11 Bentrokan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur

MALANG, KOMPAS.com — Aksi yang digelar puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, Senin (23/5/2011), berlangsung ricuh dan terjadi baku hantam antara mahasiswa dan petugas satpam di kampus setempat.
Aksi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Peduli Keadilan (AMPK) UIN Maliki Malang itu menuntut Agus Maimun, Pembantu Rektor III UIN Maliki, yang membidangi kemahasiswaan, agar segera diturunkan dari jabatannya.
Awalnya, puluhan mahasiswa tersebut menggelar aksi sembari orasi membacakan tuntutan mereka di depan Gedung Rektorat UIN Maliki. Namun, hingga beberapa lama melakukan orasi, tak satu pun wakil dari pihak Rektorat menemui mereka.
Karena tak kunjung ditemui, puluhan mahasiswa terus memaksa ingin masuk ke ruang rektorat, untuk bertemu langsung dengan Rektor UIN Maliki Malang Prof DR Imam Suprayogo.
Saat itulah terjadi adu dorong antara mahasiswa dan petugas satpam yang membentuk barisan, menutup pintu masuk rektorat. Bahkan, tidak hanya terjadi adu dorong, tetapi peserta aksi dan petugas satpam juga sudah terlihat baku hantam.
Mahasiwa terlihat kecewa karena tak ditemui langsung oleh Rektor UIN Maliki Prof DR Imam Suprayogo. Setelah terjadi adu dorong dan baku hantam antara mahasiswa dan petugas satpam, barulah pihak rektorat berkenan menemui peserta aksi.
Yang menemui mahasiswa tersebut adalah Sutaman, Sekretaris Rektor UIN Maliki Malang. Dia mengatakan, Rektor UIN sedang tidak bisa menemui mahasiswa karena berada di luar kota.
"Sekarang Pak Rektor sedang ada di luar kota. Besok (Selasa), Pak Rektor sudah kembali masuk kantor. Silakan besok pagi hingga siang kalau ingin ketemu dengan Pak Rektor," katanya.
Lebih lanjut Sutaman mengatakan, sesuai dengan perintah rektor, pihaknya, Selasa (24/5/2011), akan menemui mahasiswa dan siap menjelaskan semuanya. "Itu kata Rektor yang disuruh disampaikan kepada kalian," katanya.
Kepada wartawan, In'am, koordinator aksi, mengatakan, aksi tersebut menuntut agar Pembantu Rektor III segera diturunkan karena dinilai tidak profesional dalam menjalankan kewenangannya. "Dia yang memicu kekisruhan di tingkat mahasiswa," kata In'am.
Selain itu, katanya, juga percepat pemilu raya untuk memilih Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang hingga kini masih belum jelas statusnya. "Dan Rektor bertanggung jawab menyelesaikan masalah pemilu raya itu. Karena PR III sudah tidak memiliki kredibilitas," tegasnya.
"Selama Rektor tidak mau menyelesaikan masalah ini, kami yang tergabung dalam AMPK UIN akan tetap memboikot seluruh kebijakan dan kegiatan kemahasiswaan, terutama ospek di UIN," kata In'am.

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Tak Ditemui Rektor, Mahasiswa Mengamuk"

Post a Comment