Jembatan Soekarno – Hatta Dibangun Ulang

Categories:

Disediakan Rp 25 miliaruntuk membangun kembali jembatan yang pengaitnya putus dan rawan runtuh

MALANG – Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana memugar ulang jembatan Soekarno – Hatta (Suhat) di Kota Malang. Jika tak ada kendala, rencana itu bakal terealisasi pada tahun depan dengan biaya sebesar Rp 25 miliar.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bina Marga Malang Provinsi Jawa Timur, Bambang Effianto, mengatakan, pihaknya sudah mengkaji hasil uji forensic tim Universitas Brawijaya terkait kondisi jembatan Suhat yang berusia lebih dari 32 tahun itu.

"Hasil uji forensic menyebut kondisi jembatan sudah tak layak dan butuh perbaikan total. Kebutuhan anggaran sudah kami ajukan ke provinsi jawa timur selaku pemilik jembatan, kemungkinan terealisasi tahun depan," urai Bambang usai rapat koordinasi dengan Pemkot Malang, Senin (19/8).

Sembari menunggu pengajuan anggaran ke Pemprov Jawa Timur, sambung Bambang, saat ini yang dilakukan adalah mematangkan konsep rekayasa lalu lintas di kawasan Jalan Soekarno Hatta. Tingginya volume kendaraan yang melintasi kawasan tersebut dinilai menjadi pemicu kerawanan jembatan, persisnya berpotensi runtuh.

"Detil rekayasa lalu lintas masih menunggu proses lanjutan pembahasan dengan forum lalu lintas di Kota Malang. Bisa saja jembatan khusus untuk roda dua, atau hanya untuk satu sisi. Tergantung hasil pembahasan lanjutan," papar Bambang.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Subari, menyatakan, nasib jembatan itu masih terus dibahas oleh forum lalu lintas yang terdiri dari Dishub, kepolisian, Bina Marga dan akademisi. "Belum ada keputusan final, saat ini yang pasti baru tahap rekayasa lalu lintas," singkat Subari.

Saat ini diterapkan sistem buka tutup dengan memasang trafight light, sehingga tak ada penumpukan kendaraan di atas jembatan akibat kemacetan. Selain itu, jika sebelumnya kendaraan dari barat harus memutar jika ke arah timur, dengan rekayasa lalu lintas kali ini sudah bisa langsung ke timur.

Sekedar diketahui, hasil Uji Forensik Jembatan Soekarno-Hatta menyebutkan bahwa jembatan itu sudah tak layak untuk dilalui kendaraan karena rawan runtuh. Kemacetan yang kerap terjadi di atas jembatan membuat beban semakin bertambah dan kondisinya sudah tak elastis.

Tumpukan kendaraan di atas jembatan akibat kemacetan lalu lintas berpotensi membuat salah satu pengait jembatan putus. "Faktor utamanya adalah usia jembatan yang sudah tua, banyak penumpukan kendaraan saat lalu lintas macet," kata Ketua Tim Uji Forensik Jembatan Soekarno-Hatta, Sugeng Prayitno Budio.

Jembatan Soekarno – Hatta dibangun pada 1981 atau sudah berusia 32 tahun. Lokasinya yang strategis sebagai penghubung Blimbing – Dinoyo Kota Malang sekaligus jalur alternatif Kota Malang – Kota Batu, membuat banyak kendaraan melintasinya. Apalagi di depan jembatan itu berdiri kampus Universitas Brawijaya (UB).

Jembatan Soekarno-Hatta memiliki panjang bentang 40 meter dan 60 meter, lebar lantai kendaraan 9 meter, tinggi sistem rangka 6,35 meter dan tinggi bebas vertikal 5,10 meter. Di Kota Malang, jembatan itu merupakan salah satu titik kemacetan lalu lintas.

Studi yang pernah dibuat oleh Sugeng beserta timnya melalui jurnal ilmiahnya pada 2010, setiap jam jumlah kendaraan yang melintasi jembatan itu sebanyak 3.108 kendaraan. Rinciannya rata – rata adalah sebanyak 1.764 sepeda motor per jam, sebanyak 20  kendaraan berat, dan 1.323 mobil. Kemacetan biasanya terjadi kala pagi hari atau saat jam kerja dan jam kuliah serta saat sore hari. Sugeng menambahkan, potensi putus juga bisa disebabkan jika ada kebakaran di jembatan.zar

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Jembatan Soekarno – Hatta Dibangun Ulang"

Post a Comment