Ketua DPR Tuding Media Massa Membesar-besarkan Persoalan

Categories:

[GEDUNG BARU DPR]

Jumat, 17 Juni 2011

JAKARTA (Suara Karya): Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie Marzuki menuding wartawan yang setiap hari bertugas di DPR sering berlaku seenaknya dan tidak menggunakan etika.
"Wartawan kerap berlaku tak sopan. Masuk ruangan tanpa izin, duduknya juga tak sopan, kaki kadang diangkat ke atas kalau duduk," katanya di Malang, Jawa Timur, Kamis (16/6).
Bahkan, menurut Marzuki, kalau diperingatkan wartawan itu malah menjawab dengan tidak sopan. Wartawan merasa sudah lama bertugas di Gedung DPR ketimbang dirinya. "Pernah saya peringatkan, karena sembarangan masuk ruangan, duduk kakinya di atas, jelas tidak sopan, malah bilang, saya sudah lama mangkal di Dewan," katanya.
Ia menambahkan, tak jarang media yang membesar-besarkan persoalan. "Seperti pemberitaan soal kolam renang di gedung Dewan yang baru. Sebenarnya, bukan Dewan yang minta, tetapi Dewan hanya mengusulkan bahwa kalau gedung Dewan dibangun berlantai-lantai, harus ada air di tengah-tengah sebagai antisipasi kalau terjadi kebakaran," ujarnya.
Ia mencontohkan, hampir semua hotel yang memiliki banyak lantai pasti di tengah-tengah lantai ada air sebagai antisipasi kalau nantinya ada kebakaran di gedung tersebut.
Esok harinya, menurut Marzuki, semua media massa menulis DPR menuntut minta kolam renang. "Ini kan sudah tidak benar. Akhirnya, publik menyalahkan saya selaku Ketua DPR. Padahal dalam pembangunan gedung Dewan itu bukan inisiatif Dewan, tapi Kementerian PU," katanya.
Terkait kinerja wakil rakyat, Marzuki Alie mengatakan, 70 persen anggota DPR dari total 560 anggota, selalu membuat masalah.
Hal tersebut dikatakan Marzuki ketika memberikan materi "Sekolah Parlemen" kepada puluhan mahasiswa di Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.
Menurut Marzuki, anggota DPR itu bermasalah karena tidak pernah masuk dalam sidang dewan, selalu membuat sensasi di media massa serta tidak menguasai laporan dan materi undang-undang.
Marzuki Alie menjelaskan, masalah yang dibuat anggota DPR itu akibat sistem perekrutan partai politik yang tidak bagus, sehingga kader-kader partai tersebut tidak memahami tugasnya sebagai anggota DPR.
"Jangan harap wajah anggota DPR itu bisa ideal, sebab tujuh puluh persen anggotanya masih belum sesuai dengan keinginan rakyat, dan selalu bikin malapetaka," ucapnya.
Marzuki mengungkapkan, saat ini sebanyak 47,7 persen anggota DPR berpendidikan sarjana (S-1), 35 persen lulusan program pasca-sarjana dan 7,7 persen berpendidikan doktor serta 9,6 persen berlatar pendidikan SMA dan lain-lain.
"DPR merupakan lembaga yang memiliki kekuasaan besar, tetapi saat ini tidak didukung oleh penguatan suprastruktur yang menunjang kinerja," paparnya.
Menanggapi pernyataan Marzuki, Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, yang juga hadir dalam kegiatan itu pula mengaku, tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. (Rully)


Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Ketua DPR Tuding Media Massa Membesar-besarkan Persoalan"

Post a Comment