
‘’SMP terbaik ternyata bukan di Surabaya, atau Jakarta. Tapi sekolah di Gianyar, Badung, dan Tulungagung justru yang berhasil,’’ ungkapnya usai membuka acara seminar nasional dalam rangka HUT ke 75 SMAK St Albertus ‘Dempo’ Sabtu (8/5).
Seperti diketahui, untuk Jawa Timur saja predikat siswa terbaik diraih bukan dari kota besar seperti Surabaya bahkan Malang. Justru dari Tulungagung dan Ponorogo.
Menurutnya tidak ada yang salah dengan sistem pelaksanaan UN sehingga prestasi muncul dari kota kecil. Tapi hal ini menjadi bukti bahwa prestasi tidak serta merta karena faktor teknikal saja.
Sekolah di kota besar yang fasilitasnya terpenuhi tapi tidak bisa memberi motivasi yang baik untuk anak didiknya. Dan sekolah sudah berhasil menanamkan kultur yang baik untuk siswanya.
Mantan Rektor ITS Surabaya ini menegaskan, UN ini diibaratkannya sebagai pintu. Jika pintu sudah diraih maka bisa dilihat apa yang berada di dalam rumah. Kalau rumah masih kotor maka harus ada upaya pembersihan. Sementara rumah yang sudah bersih lebih diperindah lagi.
Hasil UN menjadi pintu untuk membuat peta pendidikan. Selanjutnya akan ada intervensi terhadap kebijakan yang akan dilakukan pemerintah.
Daerah mana yang diperbaiki, guru yang harus digenjot kualitasnya, kepala sekolah yang belum bagus managerialnya dan sarana prasarana apa yang dibutuhkan di sekolah. ‘’Tidak ada yang harus disalahkan kalau hasil UN jelek, kita semua yang ikut bertanggung jawab,’’ tegasnya.
Bagi siswa yang gagal pada UN utama, pria ramah ini berharap tidak putus asa. Tidak lulus ujian bukan berarti karirnya habis, karena masih ada kesempatan mengikuti UN ulangan. Jika gagal UN ulangan masih ada kesempatan mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK). Kalaupun masih gagal tahun ini masih bisa ikut ujian tahun depan.
‘’Saya yakin yang akan mengikuti ujian ulangan sudah menyiapkan diri dengan baik, apalagi mereka sudah berpengalaman dengan ujian utama,’’ tandasnya.
Sementara itu, saat berdiskusi dengan mahasiswa dan dosen Universitas Islam (Unisma) Malang usai kunjungan ke Dempo kemarin, Nuh kembali dicecar dengan alasan pemerintah tetap menggelar UN.
Ia pun menjelaskan bahwa UN ibarat imunisasi yang akan membuat siswa tahan banting. Tanpa UN siswa akan cenderung bermalas-malasan karena tidak ada target secara nasional.
‘’Coba kalau UN tidak jadi penentu kelulusan, pasti siswa akan malas belajar. Sama saja kalau kita disuruh mengisi angket pasti mengisinya asal-asalan karena tidak ada paksaan mengisinya,’’ katanya.
Ujian Ulangan SMA
Sementara itu besok pagi, Ujian Nasional (UN) ulangan untuk SMA/MA dan SMK akan digelar. Ujian ini diikuti siswa SMA/MA yang tidak lulus dan akan dipusatkan di kawasan SMA tugu Kota Malang.
Karena jumlah siswa yang mengikuti UN ulangan SMA hanya 301 peserta saja. Sementara untuk siswa SMK yang mengulang, ujian dilaksanakan di masing-masing sub rayon penyelenggara. Karena peserta UN SMK cukup banyak mencapai 1.422 siswa.
‘’UN ulangan untuk SMA dipusatkan di SMA tugu, dan kami sudah berkoordinasi dan mendata siswa yang akan mengikuti UN ulangan Senin mendatang,’’ ungkap Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Malang, Drs HM Shulton M.Pd kepada Malang Post.
UN ulangan dilaksanakan sama dengan UN utama. Begitupun dengan standar soal dan tingkat kesulitannya. Karena bagaimanapun standar kompetensi lulusan (SKL) yang akan diujikan tetap sama dengan materi pada UN utama.
Karena itu siswa harus bisa belajar dari kesalahan sehingga bisa lulus dalam kesempatan ke dua nanti. UN ulangan juga akan diawasi secara silang. Begitupun dengan personil kepolisian tetap disiagakan untuk membantu kelancaran UN ulangan. ‘’Soal ujian akan diambil setiap hari di Polresta Malang, prosedurnya tetap sama dan ketat,’’ jelasnya.
Untuk UN ulangan ini ada 16 ruangan yang akan digunakan ujian. Pembagiannya untuk ujian kelompok IPS dilaksanakan di SMAN 3, ujian kelompok IPA di SMAN 1 dan ujian kelompok Bahasa di SMAN 4. Ruangan yang digunakan akan berbeda jumlahnya setiap hari karena peserta akan mengulang pada mata pelajaran yang tidak lulus saja.
Sementara itu sekolah-sekolah yang masih menyisakan siswa mengulang sudah mempersiapkan UN ulangan dengan maksimal. Bahkan siswa mendapatkan layanan khusus dan dibina oleh guru yang terbaik dan yang dianggap cocok dengan siswa.
‘’Bimbingan sudah diintensifkan di sekolah, kami harap siswa yang mengulang bisa lulus pada UN ulangan,’’ ungkap Kepala SMAN 4 Malang, Try Suharno.
Di SMAN 4 masih ada dua siswa yang harus mengulang karena gagal di dua mata pelajaran. Yaitu Matematika dan Fisika. Siswa ini berhak mengulang pada mata ujian Matematika dan Fisika saja, atau menambahkan mata pelajaran lain untuk perbaikan nilai. (oci/avi)
No Response to "Ujian Nasional = Imunisasi"
Post a Comment